PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biokimia adalah suatu cabang
ilmu yang mempelajari tentang proses kimia atau reaksi kimia yang terjadi
didalam makluk hidup/zat hidup baik itu mikroorganisme, tanman, vertebrata,
invertebrata, hewan dan manusia.Adapun tujuan dipelajarinya biokimia dasar ini
adalah untuk mengetahui bagaimana kumpulan suatu zat yang tidak hidup bercampur
atau bereaksi yang dapat menghasilkan zat yang disebut hidup.Dan perananya
adalah sebagai dasar pengembangan pengetahuan dasar kedokteran, pertanian,
peternakan, biologi, mikrobiologi, dan yang lainnya yang berhubungan eart
dengan biokimia.
Protein
merupakan senyawa organik kompleks yang terbentuk bila senyawa organik
bergabung satu sama lain dalam polimer.
Karbohidrat
merupakan senyawa organik yang tersusun oleh monosakarida dan memiliki fungsi
utama sebagai sumber tenaga.
Lemak
terdiri dari ester asm lemak dan gliserin.trigliserida merupakan molekul tidak
bermuatan dan dikenal juga sebagai lipida netral, lemak atau minyak sederhana.
Adapun
bahan yang akan dibahaspad laporan semester ini adalah tentang protein dan asam
amino, karbohidrat, lipida, dan enzim.
Tujuan dan Manfaat
Adapun
tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa atau praktikan lebih
mengenal lagi tentang zat berupa protein
dan asam amino, karbohidrat, lipida, dan enzim.Dan juga dapat sifat dan bentuk
dari pada zat tersebut.
Adapun
manfaatdilaksanakannya praktikum ini adalah mahasiswa atau praktikan menjadi
tahu akan bentuk dan sifat dari suatu zat.
MATERI DAN METODA
Watu dan Tempat
Praktikum
Biokimia Dasar ini mengenai protein dan asam amino, karbohidrat, lipida, dan
enzim dilaksanakan pada hari Jumat Tanggal 30 April – 7 Mei 2010.Pukul.14.00
WIB.s.d selesai.Bertempat di laboratorium fakultas MIPA Universitas Jambi.
Materi
Adapun
materi atau alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Biokimia Dasar ini
ialah sebagai berikut.Larutan HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N, NaNO3, NaCO3, HCl 0,5 N,
NaOH 0,5 NEtanol, fenol, pereaksi millon,, ninhidrin, asam sulfanilat, es
batu,, asam amino (glisin, lisin, glutamat, alinin, tirosin, histidin, arginin,
triptofan, urea), batang pengaduk, kertas, pulpen, tabung reaksi, beker glass,
pH meter, burret, statip burret, pengaduk magnetik, elenmeyer, gelas ukur,
pipet, penangas air, penjepit tabung reaksi,larutan monosakarida, ragi roti dan
tape, akuades, tabung fermentasi, larutan iod, selulosa, pereaksi seliwanof,
fruktosa, glukosa, asam sulfat pekat, alfanaftol, asam lemak (butirat, stearat,
asam oleat), lemak dan minyak (lard, butter, margarin, olive), fosfolipida,
kolesterol, pelarut (aseton, alkohol, kloroform, eter ), minyak parafin, minyak
kelapa, soda, rak tabung reaksi, KOH, krim santan kelapa, getah buah pepaya,
fenolptalien, sari nenas, sari jeruk, air beras, sari tebu, sari ubi kayu.
Metoda
Metoda
atau cara kerja yang digunakan pada uji kelarutan asam amino adalah siapkan 5
buah tabung reaksi yang diisi dengan pelarut HCl, NaOH, etanol, dan air
panas(masing – masing 3 ml).Larutkan kira – kira 3 ml asam amino ke dalam
masing – masing pelarut tersebut, gunakan pengaduk bila perlu.Catat bagaimana
hasilnya dan simpulkan.
Metoda
atau cara kerja pada uji ninhidrin adalah masukkan 2 ml asam amino yang akan
diidentifikasi kedalam tabung raksi dengan pH penetrasi.Tambahkan pereaksi
ninhidrin ,dididihkam selama 2 menit dalam penangas air.Amati warna hasil
reaksi dan simpulkan hasil pengamatan.
Metoda
yang digunakan pada uji yaitu siapkan larutan asam amino yang akan diidentifikasi
kedalam tabung reaksi masing – masing 2 ml
dan dinginkan dengan es batu.Pada tabung yang lain siapkan 1 ml NaNO3
dengan campuran asam sulfanilat.Biarkan pada keadaan dingin selama 3 menit.Ambil
5 tetes campuran asam amino.Biarkan dalam keadaan dingin selama 3 menit.Buat
keadaan menjadi alkalis dengan menambahkan 2 ml NaOH 10 N.Amati warna hasil
reaksi dan simpulkan hasil pengamatan.
Metoda
yang digunakan pada uji millon yaitu siapkan larutan asam amino yang akan
diidentifikasi kedalam tabung reaksi masing – masing 1 ml.Tambahkan 5 tetes
pereaksi millon dan didihkan selama 10 menit, dan tambahkan 5 tetes NaOH3.Kemudian
amati hasil reaksi dan simpulkan hasil pengamatan.
Metoda
yang digunakan pada percobaan peragian yaitu masukkan larutan monosakarida
kedalam tabung reaksi, kemudian tambahkan sedikit ragi, kocoklah sehingga
terjadi suspensi, kemudian suspensi tersebut dimasukkan kedalam sebuah tabung
peragian.Biarkan sejenak pada suhu 30 derjat celcius.sehingga terbentuk
CO2.Tanbahkan NaOH kedalam suspensi tersebut.Kemudian lakukan percobaan
tersebut tanpa menggunakan ragi.
Metoda
yang digunakan pad auji iod yaitu masukkan
larutan selulosa kedalam tabung reaksi.Tambahkan larutan HCl encer 2 ml
,selanjutnya tambahkan lagi 2 tetes iod.Sebagai blangko lakukan prosedur 1 dan
2 menggunakan larutan akuades.Bandingkan warna yang terjadi antara larutan
selulosa dan akuades.
Metoda
yang digunakan pada uji molisch yaitu siapkan 6 buah tabung reaksi, yang masing
– masing diisi 2 ml sari jeruk, sari nenas, sari tebu, sari ubi kayu, air
cucian beras dan air.Pada masing - masing tabung reaksi tersebutditambahkan 2
tetes alfanaftol.Kemudian dengan hat - hati ditambahkan pada masing – masing
tabung reaksi tersebut dengan 1 ml melewati dindig dalam sehingga terbentuk dua
lapisan.Amati dengan seksama setaiap perubahan warna pada batas kedua cairan
tersebut.
Metoda
yang digunakan pada uji seliwanof yaitu siapkan 2 buah, yang masing – masing
diisi 2 ml pereaksi seliwanof.Pada tabung I tambahkan 2 tetes fruktosa dan pada
tabung reaksi II ditambahkan 2 tetes glukosa.Masing – masing tabung reaksi I
dan II panaskan pada penangas air sampai terjadi perubahan warna .Catatlah
waktu terbentuknya warna merah gelap.
Metoda
yang digunakan pada percobaan daya kelartan lipida yaitu periksa larutan lipida
dan asam - asam lemak dalam air dan pelarut,dan catatlah perbedaan diantara
gugus – gugus utama lipida.Teteskan 1 tetes larutan lipida pada kertas saring
dan biarkan kering.amati pembentukan noda
lemak yang jernih.Masukkkan 1 ml air, tambahkan lipida yang telah
dilarutkan dalam etanol kedalam tabung reaksi.Catat penampakan larutan segera
setelah pencampuran dan setelah dibiarkan selama beberapa menit.Masukkan air 3
ml kedalam 2 tabung reaksi , tambahkan 2 tetes minyak zaitun (olive),tambahkan
lagi larutan lesitin kedalam satu tabung reaksi, dan minyak zaitun kedalam
tabung reaksi yang lain.Kocok campuran dengan baik dan bandingkan stabilitas
emulsi yang terbentuk.
Metoda
yang digunakan pada percobaan emulsi dari lemak yaitu siapkan tabung reaksi 4
buah yang masing – masing berisi kurang lebih
5 ml air.Tabung reaksi I ditambahkan 1 tetes minyak parafin dan 1 tetes
HCl yang encer, tabung reaksi II tambahkan 1 tetes minyak kelapa dan 1 tetes
HCl encer, tabung reaksi III tambahkan 1 tetes minyak parafin dan 1 tetes soda, pada tabung IV tambahkan 1
tetes minyak kelapa dan 1 tetes soda.Kemudian amatilah emulsi yang terjadi dan
jelaskan keadaan masing – masing tabung I – IV.
Metode
yang digunakan pada percobaan penambahan enzim papain pada krim santan kelapa
dalam menghasilkan minyak yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun
hasil yang diperoleh dari pelaksanaan praktikum biokimia dasar ini ialah dapat
kita pada pembahasan sebagai berikut.
PROTEIN DAN ASAM AMINO
a.Kelarutan asam amino
Setelah melakukan percobaan
pada uji kelarutan asam amino maka didapat hasilnya yaitu setelah etanol, HCl,
NaOH, dan air dicampurkan dengan asam amino yaitu lisin sebanyak 60 tetes maka
senyawa pada pencampuran zat tersebut tetap seperti semula tidak ada perubahan
warna tetapi pada saat asam amino diteteskan sebanyak 60 tetes kedalam tabung yang berisi HCl, NaOH, etanol,
dan air terjadi suatu pelarutan sehingga pencampuran kedua tersebut tampak
berminyak.Itu terjadi karena adanya proses pelarutan antara larutan asam amino
lisin dengan HCl, NaOH, air,dan etanol.Namun pada tabung hasil pencampuran air
dengan lisin, permukaan larutantersebut berwarna biru kehijauan.Hal ini juga
disesuaikan denagan pendapat Arbianto (1993)yang menyatakan bahwa asam amino
yang dalam larutan air akan mengion dan dapat bersifat asam dan basa
b. Uji Ninhidrin
Pada percobaan ninhidrin
didapat hasil yaitu asam aminon berupa ahnin setelah di panaskan dengan campuran ninhidrin pada penangas air
warnanya berubah menjadi biru pekat.Hal ini juga disesuaikan dengan pendapat
Conway (1992) yang me4nyatakan bahwa asam amino yang dipisahkan direaksikan
dengan ninhidrin untuk mengahsilkan warna biru – ungu.
c. Uji Pauly
Selanjutnya adalah pada
percobaan 1 – 4 yaitu uji pauly hasil yang didapat dari pengamatan yang dilakukan dalam
pencampuran tidak mengalami perubahan warna.Hal ini juga di sesuaikan dengan pendapat
Purba (1999) yang menyatakan bahwa senyawa diazodium hanya terbentuk pada keadaan dingin dengan es
sebelum diazitasi.
d. Uji Millon
Pada percobaan uji millon
sebelum ditambahkan pereaksi millon asam amino (glisin, histidin, arginin,
triptofan berwarna kuning) sedangkan tirosin berwarna keruh.Setelah diberi pereaksi
millon pada zat triptofan terjadi perubahan warna yaitu menjadi kuning, pada
zat histidin menjadi putih, pada zat tirosin menjadi merah maron, pada glisin dan
arginin tidak terjadi peubahan warna.Dan setelah dididihkan (triptofan berubah
menjadi warna coklat), (histidin tidak terjadi perubahan warna), (tirosin berubah
menjadi warna merah maron), (glisin dan arginin tidak tidak terjadi perubahan
warna).Setelah ditambahkan NaNO3 pada zat triptofan terjadi pengendapan
sedangkan warna tidak berubah warna,pada zat histidin terjadi pengendapan dan
warna tidak berubah, pada zat tirosin terjadi pengendapan warna dan warna tidak
berubah, sedangkan pad zat arginin dan glisin tidak terjadi pengendapan dan
warna tidak berubah.Hal ini juga di sesuaikan dengan pendapat Rahman (1992)
yang menyatakan bahwa saat dicampur dan dipanaskan, endapan putih segera timbul
yang dengan pelan – pelan berubah menjadi merah dan reaksi tidak dapat berlangsng jika protein tidak mengendap
dengan asam pekat.
KARBOHIDRAT
a. Peragian
Setelah
dilakukan percobaan maka diperolkeh hasil yaitu saat glukosa (warna jernih)
ditambahkan ragi (putih susu), NaOH warnanya putih pekat.Saat fruktosa ditambah
ragi dan ditambah lagi dengan NaOH warna putih,jadi sedikit memudar lama – lama ada CO2,dan bagian atasnya putih.
Hal
ini disesuaikan dengan pendapat Rahman (1992) yang menyatakan bahwa fermentasi
mediun cair lebih memungkinkan untuk mengendalikan faktor – faktor fisik dan
kimia yang mempengaruhi proses fermentasi
seperti suhu, pH dan kebutuhan oksigen.
b. Uji Iod
Setelah
dilakukan percobaan maka diperoleh hasil yaitu adapun warna awal dari pada
larutan ialah selulosa (putih keruh), iod (kuningkemerahan), HCl (bening), dan
akuades (bening).
Setelah
dicampur selulosa dan HCl warna tetap masih keruh dan setelah ditambahkan iod
dan diaduk warna menjadi putih kebiru – biruan, kemudian warna akuades awalnya
bening dan setelah di campur dengan larutan HCl warnaq berubah menjadi warna
kuning.
Hal
ini disesuaikan dengan pendapat Arbianto (1993)yang menyatakan bahwa bila pati
diekresikan dengan iodine akan terlihat warna biru yang cukup jelas yang di
sebabkan dengan terjadinya koordinasi antar iodida diantar heliks.Intesitas
warna biru yang dihasilkan tergantung dari kandungan amilosa relatif.
c. Uji Molisch
Setelah
2 ml sari jeruk, sari nenas, sari tebu, sari ubi kayu, air cucian beras, dan
akuades yang ada didalam tabung reaksi masing – masing di tambahkan 2 tetes
alfanaftol dan H2SO4 i ml maka yang
terjadi pada masing – masing tabung reaksi adalah
Tabung 1: sari nenas
Awalnya
warnanya kuning muda setelah ditambah alfanaftol hasilnya warn bintik – bintik merah
dan tidak menyatu, warna kuning yang semula menjadi lebih pekat, kemudian
setelah di tambah H2SO4 warnanya bagian bawah menjadi coklat,dan bagian atas
coklat tua.
Tabung 2: sari tebu
Awalnya
berwarna putih kekuningan (keruh) saat ditambahkan alfanaftol warnanya makin
keruh, kemudian ditetesi H2SO4 maka warnanya coklat, sebelumnya ada warna ungu
tercampur kemudian menjadi coklat muda serta tidak ada lapisan.
Tabung 3: sari jeruk
Warnanya
kuning tua,ketika ditambahkan alfanaftol warna tetap.Setelah ditetesi H2SO4
warnanya menjadi kuning tua kecoklatan dan
terdapat endapan.
Tabung 4: air beras
Awalnya
berwarna putih ada endapan dibawah, kemudian ditambah dengan alfanaftol
warnanya tetap ada bintik – bintik merah ditambah H2SO4 warnanya menjadi keruh
ada endapan dibawahnya, diatasnya warna ungu.
Tabung 5: ubi kayu
Warnanya
keruh, ditambah alfanaftol warnanya tetap ada bintik – bintik, setelah ditambah
H2SO4 warnanya menjadi keruh ada biontik – bintik mearh di tengahnya.
Tabung 6: akuades
Warnanya
jernih ketika ditambah alfanaftol tidak
menyatu denada bintik – bintik merah, kemudian ditambahkan H2SO4 warnanya
menjadi kecoklatan diatasny ada warna
hijau.
Respati
(1996) menyatakan bahwa campuran ubi kayu dan alfanaftol dan air cucian beras
dengan alfanaftol akan terjadi campuran
dan ada endapannya.Hal ini dibuktikan dengan adanya kandungan
karbohidrat pada campuran.
d. Uji Seliwanof
Setelah
melakukan percobaan uji seliwanof maka
didapat hasil yaitu pada tabung reaksi I dimasukkan 2 ml (40 tetes) larutan
pereaksi seliwanof yang berwarna bening
lalu ditambahkan 2 tetes fruktosa hasilnya tetap bening.Dan setelah
dipanaskan selama 8:53: 52 detik setelah
itu terjadilah perubahan warna yaitu menjadi merah.
Kemudian
pada tabun reaksi II dimasukkan 2 ml pereaksi seliwanof yang berwarna kuning lalu ditambahkan 2 tetes
glukosa hasilnya tetap tidak barubah
hii kakkag,, thanks ya blog kakag membantu bangets,, congrats buat kkag..
BalasHapusHahahahahaha. . . . .
HapusIya sama-sama. . .
Kan lebih enak kalo kita berbagi ilmu hehehe :)