Kamis, 03 November 2011

Laporan Semester Praktikum Biokimia


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Biokimia adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang proses kimia atau reaksi kimia yang terjadi didalam makluk hidup/zat hidup baik itu mikroorganisme, tanman, vertebrata, invertebrata, hewan dan manusia.Adapun tujuan dipelajarinya biokimia dasar ini adalah untuk mengetahui bagaimana kumpulan suatu zat yang tidak hidup bercampur atau bereaksi yang dapat menghasilkan zat yang disebut hidup.Dan perananya adalah sebagai dasar pengembangan pengetahuan dasar kedokteran, pertanian, peternakan, biologi, mikrobiologi, dan yang lainnya yang berhubungan eart dengan biokimia.
            Protein merupakan senyawa organik kompleks yang terbentuk bila senyawa organik bergabung satu sama lain dalam polimer.
            Karbohidrat merupakan senyawa organik yang tersusun oleh monosakarida dan memiliki fungsi utama sebagai sumber tenaga.
            Lemak terdiri dari ester asm lemak dan gliserin.trigliserida merupakan molekul tidak bermuatan dan dikenal juga sebagai lipida netral, lemak atau minyak sederhana.
            Adapun bahan yang akan dibahaspad laporan semester ini adalah tentang protein dan asam amino, karbohidrat, lipida, dan enzim.

Tujuan dan Manfaat
            Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa atau praktikan lebih mengenal lagi tentang  zat berupa protein dan asam amino, karbohidrat, lipida, dan enzim.Dan juga dapat sifat dan bentuk dari pada zat tersebut.
            Adapun manfaatdilaksanakannya praktikum ini adalah mahasiswa atau praktikan menjadi tahu akan bentuk dan sifat dari suatu zat.

MATERI DAN METODA
Watu dan Tempat
            Praktikum Biokimia Dasar ini mengenai protein dan asam amino, karbohidrat, lipida, dan enzim dilaksanakan pada hari Jumat Tanggal 30 April – 7 Mei 2010.Pukul.14.00 WIB.s.d selesai.Bertempat di laboratorium fakultas MIPA Universitas Jambi.

Materi
            Adapun materi atau alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Biokimia Dasar ini ialah sebagai berikut.Larutan HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N, NaNO3, NaCO3, HCl 0,5 N, NaOH 0,5 NEtanol, fenol, pereaksi millon,, ninhidrin, asam sulfanilat, es batu,, asam amino (glisin, lisin, glutamat, alinin, tirosin, histidin, arginin, triptofan, urea), batang pengaduk, kertas, pulpen, tabung reaksi, beker glass, pH meter, burret, statip burret, pengaduk magnetik, elenmeyer, gelas ukur, pipet, penangas air, penjepit tabung reaksi,larutan monosakarida, ragi roti dan tape, akuades, tabung fermentasi, larutan iod, selulosa, pereaksi seliwanof, fruktosa, glukosa, asam sulfat pekat, alfanaftol, asam lemak (butirat, stearat, asam oleat), lemak dan minyak (lard, butter, margarin, olive), fosfolipida, kolesterol, pelarut (aseton, alkohol, kloroform, eter ), minyak parafin, minyak kelapa, soda, rak tabung reaksi, KOH, krim santan kelapa, getah buah pepaya, fenolptalien, sari nenas, sari jeruk, air beras, sari tebu, sari ubi kayu.

Metoda
            Metoda atau cara kerja yang digunakan pada uji kelarutan asam amino adalah siapkan 5 buah tabung reaksi yang diisi dengan pelarut HCl, NaOH, etanol, dan air panas(masing – masing 3 ml).Larutkan kira – kira 3 ml asam amino ke dalam masing – masing pelarut tersebut, gunakan pengaduk bila perlu.Catat bagaimana hasilnya dan simpulkan.
            Metoda atau cara kerja pada uji ninhidrin adalah masukkan 2 ml asam amino yang akan diidentifikasi kedalam tabung raksi dengan pH penetrasi.Tambahkan pereaksi ninhidrin ,dididihkam selama 2 menit dalam penangas air.Amati warna hasil reaksi dan simpulkan hasil pengamatan.
            Metoda yang digunakan pada uji yaitu siapkan larutan asam amino yang akan diidentifikasi kedalam tabung reaksi masing – masing 2 ml  dan dinginkan dengan es batu.Pada tabung yang lain siapkan 1 ml NaNO3 dengan campuran asam sulfanilat.Biarkan pada keadaan dingin selama 3 menit.Ambil 5 tetes campuran asam amino.Biarkan dalam keadaan dingin selama 3 menit.Buat keadaan menjadi alkalis dengan menambahkan 2 ml NaOH 10 N.Amati warna hasil reaksi dan simpulkan hasil pengamatan.
            Metoda yang digunakan pada uji millon yaitu siapkan larutan asam amino yang akan diidentifikasi kedalam tabung reaksi masing – masing 1 ml.Tambahkan 5 tetes pereaksi millon dan didihkan selama 10 menit, dan tambahkan 5 tetes NaOH3.Kemudian amati hasil reaksi dan simpulkan hasil pengamatan.
            Metoda yang digunakan pada percobaan peragian yaitu masukkan larutan monosakarida kedalam tabung reaksi, kemudian tambahkan sedikit ragi, kocoklah sehingga terjadi suspensi, kemudian suspensi tersebut dimasukkan kedalam sebuah tabung peragian.Biarkan sejenak pada suhu 30 derjat celcius.sehingga terbentuk CO2.Tanbahkan NaOH kedalam suspensi tersebut.Kemudian lakukan percobaan tersebut tanpa menggunakan ragi.
            Metoda yang digunakan  pad auji iod yaitu masukkan larutan selulosa kedalam tabung reaksi.Tambahkan larutan HCl encer 2 ml ,selanjutnya tambahkan lagi 2 tetes iod.Sebagai blangko lakukan prosedur 1 dan 2 menggunakan larutan akuades.Bandingkan warna yang terjadi antara larutan selulosa dan akuades.
            Metoda yang digunakan pada uji molisch yaitu siapkan 6 buah tabung reaksi, yang masing – masing diisi 2 ml sari jeruk, sari nenas, sari tebu, sari ubi kayu, air cucian beras dan air.Pada masing - masing tabung reaksi tersebutditambahkan 2 tetes alfanaftol.Kemudian dengan hat - hati ditambahkan pada masing – masing tabung reaksi tersebut dengan 1 ml melewati dindig dalam sehingga terbentuk dua lapisan.Amati dengan seksama setaiap perubahan warna pada batas kedua cairan tersebut.
            Metoda yang digunakan pada uji seliwanof yaitu siapkan 2 buah, yang masing – masing diisi 2 ml pereaksi seliwanof.Pada tabung I tambahkan 2 tetes fruktosa dan pada tabung reaksi II ditambahkan 2 tetes glukosa.Masing – masing tabung reaksi I dan II panaskan pada penangas air sampai terjadi perubahan warna .Catatlah waktu terbentuknya warna merah gelap.
            Metoda yang digunakan pada percobaan daya kelartan lipida yaitu periksa larutan lipida dan asam - asam lemak dalam air dan pelarut,dan catatlah perbedaan diantara gugus – gugus utama lipida.Teteskan 1 tetes larutan lipida pada kertas saring dan biarkan kering.amati pembentukan noda  lemak yang jernih.Masukkkan 1 ml air, tambahkan lipida yang telah dilarutkan dalam etanol kedalam tabung reaksi.Catat penampakan larutan segera setelah pencampuran dan setelah dibiarkan selama beberapa menit.Masukkan air 3 ml kedalam 2 tabung reaksi , tambahkan 2 tetes minyak zaitun (olive),tambahkan lagi larutan lesitin kedalam satu tabung reaksi, dan minyak zaitun kedalam tabung reaksi yang lain.Kocok campuran dengan baik dan bandingkan stabilitas emulsi yang terbentuk.
            Metoda yang digunakan pada percobaan emulsi dari lemak yaitu siapkan tabung reaksi 4 buah yang masing – masing berisi kurang lebih  5 ml air.Tabung reaksi I ditambahkan 1 tetes minyak parafin dan 1 tetes HCl yang encer, tabung reaksi II tambahkan 1 tetes minyak kelapa dan 1 tetes HCl encer, tabung reaksi III tambahkan 1 tetes minyak parafin  dan 1 tetes soda, pada tabung IV tambahkan 1 tetes minyak kelapa dan 1 tetes soda.Kemudian amatilah emulsi yang terjadi dan jelaskan keadaan masing – masing tabung I – IV.
            Metode yang digunakan pada percobaan penambahan enzim papain pada krim santan kelapa dalam menghasilkan minyak yaitu






HASIL DAN PEMBAHASAN
            Adapun hasil yang diperoleh dari pelaksanaan praktikum biokimia dasar ini ialah dapat kita pada pembahasan sebagai berikut.
           
PROTEIN DAN ASAM AMINO
a.Kelarutan asam amino
Setelah melakukan percobaan pada uji kelarutan asam amino maka didapat hasilnya yaitu setelah etanol, HCl, NaOH, dan air dicampurkan dengan asam amino yaitu lisin sebanyak 60 tetes maka senyawa pada pencampuran zat tersebut tetap seperti semula tidak ada perubahan warna tetapi pada saat asam amino diteteskan sebanyak 60 tetes  kedalam tabung yang berisi HCl, NaOH, etanol, dan air terjadi suatu pelarutan sehingga pencampuran kedua tersebut tampak berminyak.Itu terjadi karena adanya proses pelarutan antara larutan asam amino lisin dengan HCl, NaOH, air,dan etanol.Namun pada tabung hasil pencampuran air dengan lisin, permukaan larutantersebut berwarna biru kehijauan.Hal ini juga disesuaikan denagan pendapat Arbianto (1993)yang menyatakan bahwa asam amino yang dalam larutan air akan mengion dan dapat bersifat asam dan basa


b. Uji Ninhidrin
Pada percobaan ninhidrin didapat hasil yaitu asam aminon berupa ahnin setelah di panaskan  dengan campuran ninhidrin pada penangas air warnanya berubah menjadi biru pekat.Hal ini juga disesuaikan dengan pendapat Conway (1992) yang me4nyatakan bahwa asam amino yang dipisahkan direaksikan dengan ninhidrin untuk mengahsilkan warna biru – ungu.


c. Uji Pauly
Selanjutnya adalah pada percobaan 1 – 4 yaitu uji pauly hasil yang  didapat dari pengamatan yang dilakukan dalam pencampuran tidak mengalami perubahan warna.Hal ini juga di sesuaikan dengan pendapat Purba (1999) yang menyatakan bahwa senyawa diazodium  hanya terbentuk pada keadaan dingin dengan es sebelum diazitasi.


d. Uji Millon
Pada percobaan uji millon sebelum ditambahkan pereaksi millon asam amino (glisin, histidin, arginin, triptofan berwarna kuning) sedangkan tirosin berwarna keruh.Setelah diberi pereaksi millon pada zat triptofan terjadi perubahan warna yaitu menjadi kuning, pada zat histidin menjadi putih, pada zat tirosin menjadi merah maron, pada glisin dan arginin tidak terjadi peubahan warna.Dan setelah dididihkan (triptofan berubah menjadi warna coklat), (histidin tidak terjadi perubahan warna), (tirosin berubah menjadi warna merah maron), (glisin dan arginin tidak tidak terjadi perubahan warna).Setelah ditambahkan NaNO3 pada zat triptofan terjadi pengendapan sedangkan warna tidak berubah warna,pada zat histidin terjadi pengendapan dan warna tidak berubah, pada zat tirosin terjadi pengendapan warna dan warna tidak berubah, sedangkan pad zat arginin dan glisin tidak terjadi pengendapan dan warna tidak berubah.Hal ini juga di sesuaikan dengan pendapat Rahman (1992) yang menyatakan bahwa saat dicampur dan dipanaskan, endapan putih segera timbul yang dengan pelan – pelan berubah menjadi merah dan reaksi tidak dapat  berlangsng jika protein tidak mengendap dengan asam pekat.



KARBOHIDRAT
a. Peragian
            Setelah dilakukan percobaan maka diperolkeh hasil yaitu saat glukosa (warna jernih) ditambahkan ragi (putih susu), NaOH warnanya putih pekat.Saat fruktosa ditambah ragi dan ditambah lagi dengan NaOH warna putih,jadi sedikit memudar  lama – lama ada CO2,dan bagian atasnya putih.
            Hal ini disesuaikan dengan pendapat Rahman (1992) yang menyatakan bahwa fermentasi mediun cair lebih memungkinkan untuk mengendalikan faktor – faktor fisik dan kimia yang mempengaruhi proses fermentasi  seperti suhu, pH dan kebutuhan oksigen.

b. Uji Iod
            Setelah dilakukan percobaan maka diperoleh hasil yaitu adapun warna awal dari pada larutan ialah selulosa (putih keruh), iod (kuningkemerahan), HCl (bening), dan akuades (bening).
            Setelah dicampur selulosa dan HCl warna tetap masih keruh dan setelah ditambahkan iod dan diaduk warna menjadi putih kebiru – biruan, kemudian warna akuades awalnya bening dan setelah di campur dengan larutan HCl warnaq berubah menjadi warna kuning.
            Hal ini disesuaikan dengan pendapat Arbianto (1993)yang menyatakan bahwa bila pati diekresikan dengan iodine akan terlihat warna biru yang cukup jelas yang di sebabkan dengan terjadinya koordinasi antar iodida diantar heliks.Intesitas warna biru yang dihasilkan tergantung dari kandungan amilosa relatif.

c. Uji Molisch
            Setelah 2 ml sari jeruk, sari nenas, sari tebu, sari ubi kayu, air cucian beras, dan akuades yang ada didalam tabung reaksi masing – masing di tambahkan 2 tetes alfanaftol dan H2SO4  i ml maka yang terjadi pada masing – masing tabung reaksi adalah
Tabung 1: sari nenas
            Awalnya warnanya kuning muda setelah ditambah alfanaftol hasilnya warn bintik – bintik merah dan tidak menyatu, warna kuning yang semula menjadi lebih pekat, kemudian setelah di tambah H2SO4 warnanya bagian bawah menjadi coklat,dan bagian atas coklat tua.
Tabung 2: sari tebu
            Awalnya berwarna putih kekuningan (keruh) saat ditambahkan alfanaftol warnanya makin keruh, kemudian ditetesi H2SO4 maka warnanya coklat, sebelumnya ada warna ungu tercampur kemudian menjadi coklat muda serta tidak ada lapisan.
Tabung 3: sari jeruk
            Warnanya kuning tua,ketika ditambahkan alfanaftol warna tetap.Setelah ditetesi H2SO4 warnanya menjadi kuning tua  kecoklatan dan terdapat endapan.
Tabung 4: air beras
            Awalnya berwarna putih ada endapan dibawah, kemudian ditambah dengan alfanaftol warnanya tetap ada bintik – bintik merah ditambah H2SO4 warnanya menjadi keruh ada endapan dibawahnya, diatasnya warna ungu.
Tabung 5: ubi kayu
            Warnanya keruh, ditambah alfanaftol warnanya tetap ada bintik – bintik, setelah ditambah H2SO4 warnanya menjadi keruh ada biontik – bintik mearh di tengahnya.
Tabung 6: akuades
            Warnanya jernih ketika ditambah alfanaftol  tidak menyatu denada bintik – bintik merah, kemudian ditambahkan H2SO4 warnanya menjadi kecoklatan  diatasny ada warna hijau.
            Respati (1996) menyatakan bahwa campuran ubi kayu dan alfanaftol dan air cucian beras dengan alfanaftol akan terjadi campuran  dan ada endapannya.Hal ini dibuktikan dengan adanya kandungan karbohidrat  pada campuran.

d. Uji Seliwanof
            Setelah melakukan percobaan uji seliwanof  maka didapat hasil yaitu pada tabung reaksi I dimasukkan 2 ml (40 tetes) larutan pereaksi seliwanof  yang berwarna bening lalu ditambahkan 2 tetes fruktosa hasilnya tetap bening.Dan setelah dipanaskan  selama 8:53: 52 detik setelah itu terjadilah perubahan warna yaitu menjadi merah.
            Kemudian pada tabun reaksi II dimasukkan 2 ml pereaksi seliwanof  yang berwarna kuning lalu ditambahkan 2 tetes glukosa hasilnya tetap tidak barubah

2 komentar:

  1. hii kakkag,, thanks ya blog kakag membantu bangets,, congrats buat kkag..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahahaha. . . . .



      Iya sama-sama. . .


      Kan lebih enak kalo kita berbagi ilmu hehehe :)

      Hapus