I. PENDAHULUAN
Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan
oleh ternak, dicerna dengan sempurna atau sebagian dan tidak menimbulkan
keracunan pada ternak. Didalam bahan pakan terdapat zat-zat yang dinamakan
nutrient yang dibutuhkan oleh ternak untuk metabolisme yang menghasilkan energi
untuk hidup pokok dan untuk produksi.
Di dalam pengenalan bahan
pakan, terlebih dahulu bahan pakan itu sendiri terbagi menjadi pakan sumber
protein hewani yang dibagi menjadi tepung ikan dan protein nabati dibagi menjadi
bungkil kelapa dan bungkil kedele. Sedangkan sumber energi dibagi menjadi ada
yang berbentuk biji-bijian atau butiran yang terbagi atas : padi, jagung,
millet merah dan millet putih. Berbentuk tepung terbagi atas dedak halus,
jagung giling, dan dedak halus. Berbentuk cairan terdiri atas : minyak sayur.
Sumber mineral terdiri dari garam dan kerang.
Bahan-bahan pakan sumber energi antara lain jagung,
beras, sorgum, dedak padi, hijauan (SK). Sumber protein antara lain tepung
ikan, bungkil kedele, ampas tahu. Sumber lemak antara lain minyak sayur; sumber
vitamin antara lain premik. Sumber mineral antaralain tepung tulanh, tepung
kerabang telur, tepung kulit kerang, dll.
Nutrient-nutrient dalam bahan pakan tersebut adalah
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Energi tidak termasuk
kedalam nutrieny karena energi diperoleh dari pembakarn zat makanan tersebut.
Perbedaan bajan pakan yang dikonsumsi oleh ternal antara lain ternak ruminan
dengan unggas hanyalah perbedaan bentuk/ struktur bahan pakan tetapu kandungan
yang dibutuhkan oleh ternak tidak berbeda.
Asal limbah pertanian atau
agrobisnis terdiri dari kulit biji bunga matahari dan kulit kacang kedele. Serta jenis-jenis obat hewan yang terdiri dari coxy dan therapy. Sedangkan yang termasuk dari aditif pakan
antara lain : egg stimulant, neobro, vita chick, supertop, multivit.
Sedangkan bahan yang termasuk
bahan pakan palsuan adalah batu bata, serta nama hijauan tanaman pakan terdiri
dari : rumput setaria, rumput stylo, rumput benggala, rumput raja, rumput
senuduk dan rumput gajah.
Pemberian makanan secara
praktis kepada ternak dengan dilandasi dasar ilmiah membutuhkan penggunaan dua
perangkat data, yakni data kebutuhan zat-zat makanan dari spesies hewan dengan
maksud hewan tersebut diternakan bagi kepentingan tertentu. energi yang
terdapat pada setiap makanan atau bahan pakan ternak itu berbeda-beda.
Tingginya kandungan energi pada bahan
pakan tersebut akan berpengaruh terhadap bobot badan ternak yang diberi pakan
tersebut
Pakan merupakan bahan pakan yang sangat erat hubungannya dengan ternak sebagai sumber
kehidupan. Dimana nutrient adalah sebagai zat makanan yang terdapat dalam bahan
makanan yang di gunakan dalam tubuh ternak untuk memperoleh energi dan mengatur
proses dalam tubuh. Analisis proximat di kemukakan dari Weende
Experimentstation di jerman oleh Hennegers dan Stokman pada tahun 1865 yaitu
suatu metode analisis dan menggolongkan komponen yang ada dalam makanan. Cara
ini hamper di pakai di seluruh dunia dan di sebut “Analisis proximat “.
Analisis ini di dasarkan atas komposisi sususnan kimia dan kegunaannya.
Pemberian makanan secara
praktis kepada ternak dengan dilandasi dasar ilmiah membutuhkan penggunaan dua
perangkat data, yakni data kebutuhan zat-zat makanan dari spesies hewan dengan
maksud hewan tersebut diternakan bagi kepentingan tertentu. energi yang
terdapat pada setiap makanan atau bahan pakan ternak itu berbeda-beda.
Tingginya kandungan energi pada bahan
pakan tersebut akan berpengaruh terhadap bobot badan ternak yang diberi pakan
tersebut.
Dalam menentukan energi bruto
dengan oxygen bomb calorimeter menggunakan alat serta bahan yaitu unit bomb
calorimeter, tabung oksigen, termometer, alat pembuat pellet, kawat platina,
larutan methyl orange dan larutan Na2CO3 dan bahan pakan berupa
bungkil kelapa, dedak padi, rumput raja. Peningkatan suhu yang telah diukur
dengan termometer dapat dihitung energi bruto yang telah dihasilkan. Penetapan
energi bruto ini terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu sampel menjadi
energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan.
Untuk melakukan pengukuran energi bruto dalam bomb
calorimeter protein akan mendapatkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan
energi karbohidrat, akan tetapi hasil
pembakaran yang akan didapat di dalam tubuh ternak adalah nilai energi protein yang mempunyai zat-zat yang
dibutuhkan tubuh mendekati energi karbohidrat.
Kandungan yang terdapat pada energi bruto di dalam bahan
organic dapat dicerminkan dengan melihat kondisi yang terjadi dari proses
oksidasi yang dilakukan didalam mencari energi bruto tersebut. Besarnya energi kimia juga sangat
dipengaruhi dengan adanya ratio antar
C/H dengan atom O dan N.
Banyaknya kandunagan energi bruto didalam bahan makanan sangat
tergantung pada komposisi dari karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat
dalam bahan makanan tersebut. Nilai energi
bruto dari berbagai bahan makanan bermacam- macam dan tidak menentu,
akan tetapi secara umum telah ditetapkan nilai energi bruto untuk KH = 4,15
kkal/kg, protein = 5,65 kkal/kg, dan lemak = 9,45 kkal/kg. (Ella Hendalia, et.al. 2008).
Jumlah bahan pakan ternak yang mempunyai hitungan energi
bruto yang tinggi juga tidak dapat menyumbangkan banyak enegi untuk keperluan
tubuh dalam jumlah yang banyak pula dikarenakan hal ini sangat dipengaruhi oleh daya cerna bahan
pakan ternak tersebut.
|
Analisis bahan makanan terutama bertujuan untuk dapat
memperkirakan respons produktivitas darai ternak. Mereka di beri ransum dengan
komposisi bahan makanan tertentu.
Analisis proksimat pertama kali dikembangkan di Weende Experiment
Station, Jerman oleh Hennerberg dan Stokman. Oleh karenanya analisis ini sering
juga disebut analisi Wendee. Analisi proksimat menggolongkan komponen yang ada
dalam bahan pakan berdasarkan fungsi dan komposisi kimia. Penyediaan bahan
pakan pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang
diperlukan oleh ternak. Pemilihan bahan pakan tidak akan terlepas dari
kesediaan zat makanan itu sendiri yang dibutuhkan oleh ternak.
Untuk mengetahui
beberpa jumlah zat makanan yang diperlukan oleh ternak serta cara menyusun
ransom diperlukan pengetahuan mengenai kualitas dan kuantitas zat makanan.
Jumlah zat makanan dapat dideterminasi dengan analisi kimia, seperti analisis
proksimat.
Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan
oleh ternak, dicerna dengan sempurna atau sebagian dan tidak menimbulkan
keracunan pada ternak. Didalam bahan pakan terdapat zat-zat yang dinamakan
nutrient yang dibutuhkan oleh ternak untuk metabolisme yang menghasilkan energi
untuk hidup pokok dan untuk produksi.
Nutrient-nutrient tersebut adalah karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral dan air. Energi tidak termasuk kedalam nutrieny karena
energi diperoleh dari pembakarn zat makanan tersebut. Perbedaan bajan pakan
yang dikonsumsi oleh ternal antara lain ternak ruminan dengan unggas hanyalah
perbedaan bentuk/ struktur bahan pakan tetapu kandungan yang dibutuhkan oleh
ternak tidak berbeda.
Bahan-bahan pakan sumber energi antara lain jagung,
beras, sorgum, dedak padi, hijauan (SK). Sumber protein antara lain tepung
ikan, bungkil kedele, ampas tahu. Sumber lemak antara lain minyak sayur; sumber
vitamin antara lain premik. Sumber mineral antaralain tepung tulanh, tepung
kerabang telur, tepung kulit kerang, dll.
Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan
oleh ternak, dicerna dengan sempurna atau sebagian dan tidak menimbulkan
keracunan pada ternak. Didalam bahan pakan terdapat zat-zat yang dinamakan
nutrient yang dibutuhkan oleh ternak untuk metabolisme yang menghasilkan energi
untuk hidup pokok dan untuk produksi.
Nutrient-nutrient tersebut adalah karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral dan air. Energi tidak termasuk kedalam nutrieny karena
energi diperoleh dari pembakarn zat makanan tersebut. Perbedaan bajan pakan
yang dikonsumsi oleh ternal antara lain ternak ruminan dengan unggas hanyalah
perbedaan bentuk/ struktur bahan pakan tetapu kandungan yang dibutuhkan oleh
ternak tidak berbeda.
Bahan-bahan pakan sumber energi antara lain jagung,
beras, sorgum, dedak padi, hijauan (SK). Sumber protein antara lain tepung
ikan, bungkil kedele, ampas tahu. Sumber lemak antara lain minyak sayur; sumber
vitamin antara lain premik. Sumber mineral antaralain tepung tulanh, tepung
kerabang telur, tepung kulit kerang, dll.
Dalam menentukan energi bruto
dengan oxygen bomb calorimeter menggunakan alat serta bahan yaitu unit bomb
calorimeter, tabung oksigen, termometer, alat pembuat pellet, kawat platina,
larutan methyl orange dan larutan Na2CO3.
Peningkatan suhu yang telah
diukur dengan termometer dapat dihitung energi bruto yang telah dihasilkan.
Penetapan energi bruto ini terjadi akibat adanya pengubahan energi kimia dalam
suatu sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan.
Perbedaan sampel juga dapat mempengaruhi.
Ransum adalah susunan dari beberapa
bahan pakan dengan. perbandingan tertentu sehingga dapat memenuhi kebutuhan
gizi ternak. Jadi dengan mencampur beberapa jenis bahan pakan diharapkan
kandungan gizi ransum sesuai dengan kebutuhan gizi ayam sehingga ayam dapat berproduksi
dengan baik.
Hal
terpenting yang harus diperhatikan dalam mencampur ransum adalah mengetahui
bahan mana yang harus dicampur terlebih dahulu agar hasilnya rata atau homogen.
Jika ransom dibuat dalam jumlah kecil dapat dilakukan secara manual tetapi bila
dalam jumlah besar dapat digunakan mesun pencampur atau mixer.
Bahan
yang dicampur terlebih dahulu biasanya jumlahnya sedikit bentuk fisiknya halus
seperti premix sumber mineral.
Metode
yang digunakan untuk menyusun ransum ternak diantaranya adalah metode coba-coba
atau trial and error method, metode persamaan simulat, metode matriks
dan metode persamaan linear. Macam-macam metode tersebut pada prinsipnya sama, hanya teknis
penghitungannya yang berbeda.
Persamaan linear yang banyak
digunakan dalam program komputer tentunya lebih mudah dan cepat dalam menyusun
ransum. Dengan metode ini banyak pilihan bahan pakan yang dapat digunakan dalam
menyusun ransum sehingga akan didapat kombinasi bahan pakan yang mudah
diperoleh di sekitar tempat tinggal peternak, sesuai kebutuhan gizinya dan
harga yang termurah.
Sebelum menyusun formulasi ransum,
terlebih dahulu harus diketahui beberapa kebutuhan ternak. Kemudian memilih
bahan makanan yang dapat memenuhi pesyaratan nutrisi yang ekonomis.
Ransum yang
banyak digunakan untuk menyusun ransum ternak adalah metode coba-coba. Cara ini
relatif mudah bila bahan pakan yang digunakan tidak banyak jenisnya, tetapi
pertimbangan harga minimum sulit dilakukan.
Tujuan dari praktikum bahan
pakan dan formulasi ransum adalah supaya kita dapat menganalisi sampel zat
makanan yang diberikan kepada ternak dengan melakukan percobaan di
laboratorium, dapat menjelaskan berbagai macama bahan
pakan sumber energi, protein (hewani dan nabati), hijauan makanan ternak,
vitamin, feedaditive, minerak, obat-obatan, dan bahan pemalsu pakan, agar dapat
mengetahui tentang cara-cara
menghitung energi pada bahan kering yang digunakan serta alat - alat apa saja
yang digunakan pada penentuan energi bruto. menambah wawasan cakrawala pengetahuannya mengenai bahan pakan yang dapat
dimanfaatkan dan diberikan untuk ternak. Serta dapat dijadikan suatu pelajaran
bagi peserta praktikum untuk menjalankan suatu usaha dikemudian hari dan dapat
menerapkan apa yang telah dipelajari dari praktikum yang telah dilaksanakan
dengan optimalisasi. Mahasiswa dapat menjelaskan
berbagai macama bahan pakan sumber energi, protein (hewani dan nabati), hijauan
makanan ternak, vitamin, feedaditive, minerak, obat-obatan, dan bahan pemalsu
pakan.
bertujuan agar mahasiswa dapat
menjelaskan berbagai macam bahan pakan sumber protein hewani dan nabati, sumber
energi, hijauan makanan ternak, vitamin, aditif pakan, mineral, obat-obatan dan
bahan pemalsuan pakan.
Sedangkan tujuan dari
praktikum energi bruto dengan oxigen bomb calorimeter yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui jumlah energi yang
terdapat pada sampel, serta mendapatkan pengalaman cara-cara menentukan energi
bruto, dan mengenal alat – alat dari penentuan energi bruto
Manfaat dari praktikum bahan pakan formulasi ransum
adalah suapaya kita mengetahui kandungan dari zat pakan ternak, sehingga dalam
menyusun ransum kita dapat mengerjakan tanpa adanya kekurangan sample makanan
atau kelebihan jumlah zat makanan, kita dapat lebih mengenal dan membedakan
secara lebih spesifik antara berbagai macam bahan pakan ternak, kita dapat mengetahui energi yang terkandung didalam
bahan yang digunakan, alat – alatnya dan cara menentukan energi bruto.
agar pratikan belajar menyusun suatu formula ransum
sesuai dengan tujuan dan kebutuhan ternak dan mengetahui apa saja yang
dipratikumkan dan dijelaskan oleh asisten dosen, tentang bagaimana cara
penyusunan ransum dan bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam penyususnan
ransum serta persentase pemakaian bahan pakan yang akan digunakan, dan yang
terpenting adalah praktikan mendapatkan pengalaman mencampur ransum secara
manual.
|
II.TINJAUAN PUSTAKA
Pengenalan Alat dan Bahan
Pakan
Menurut ( Agustin 2000 ) yang menyatakan bahwa suatu bahan makana ternak sangat baik jika mengandung
sumber-sumber yang baik dan lebih baik jika mengandung protein yang tinggi.
Selanjutnya pendapat dari ooment dinyatakan atau didukung dengan pendapat ( Elisabeth 2004) yang menyatakan bahwa
hijauan makanan ternak mengandung berbagai sumber sperti sumber protein, sumber
vitamin, sumber karbohidrat, sumber
mineral. Dan dinyatakan oleh pendapat
( Rossi,E 2006) semakin tinggi serat kasar bagi ternak semakin merugikan
tapi semakin tinggi serat kasar bagi tumbuhan semakin menguntungkan.
Pendapat ( Aritonang 2002 ) yang menyatakan bahwa feed
additive hanya sebgai pelengkap atau
hanya sebagai tambahan untuk meningkatkan performance ayam.di lanjutkan dengan
suplemen seperti vitamin menurut pendapat ( Surtino 2000 ) suplemen merupakan suatu tammbahan yang
dicampurkan pada ransum untuk meningkatkan kesehatan ayam.
( mathius 2004 ) menyatakan bahwa setiap
alat –alat lab memiliki fungsi masinng – masing dan mempunyai peranan yang
berbeda-beda.
Drs. Suprayitno dkk (2005) menyatakan adapun zat
yang terdapat dalam daun, bunga, buah
lamtoro adalah zat protein yang berkisar antara 30 – 40 %, zat lemak 6,13 %, sedangkan kadar salah satu jenis alkoid
yaitu memosin hanya 2,80 %.
.Rumput gajah merupakan
hijauan pakan sumber energi, memiliki batang yang kadar serat lebih rendah
sehingga dapat dipotong pada tingkat pertumbuhan yang lebih menggunakan
potongan batang (stek) atau sobekan rumput (BIP Ciawi, 2004).
Drs. Suprayitno dkk (2007)
menyatakan adapun zat yang terdapat dalam daun, bunga, buah lamtoro adalah zat
protein yang berkisar antara 30 – 40 %, zat lemak 6,13 %, sedangkan kadar salah satu jenis alkoid
yaitu memosin hanya 2,80 %.
.Rumput raja hibrida atau King
grass (Pennisetum purpuroides) adalah jenis rumput baru yang merupakan hasil
persilangan antara Pennisetum purpureum (rumput gajah) dengan Pennisetum
typoides (Siregar, 2003).
Murwani et al., (2002)
menyatakan bahwa additive adalah bahan pakan tambahan yang diberikan pada
ternak dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas ternak maupun kualitas
produksi.
Preparasi Sampel
Murtidjo (2009), additive
adalah imbuhan yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak. Penambahan bahan
biasanya hanya dalam jumlah yang sedikit, misalnya additive bahan konsentrat,
additive bahan suplemen dan additive bahan premix.
Drs. Hardiyono (2000) komposisi rumput setaria
(dasar bahan kering) terdiri atas; abu 11,5%, ekstrak eter (EE) 2,8%, serat
kasar (SK) 32,5%, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 44,8%, protein ksar (PK)
8,3% dan total digestible nutrients (TDN) 52,88%.
Feed additive merupakan bahan
makanan pelengkap yang dipakai sebagai sumber penyedia vitamin-vitamin,
mineral-mineral dan atau juga antibiotika (Anggorodi, 2001).
Menurut ( Agustin 2000 ) yang menyatakan bahwa suatu bahan makana ternak sangat baik jika
mengandung sumber-sumber yang baik dan lebih baik jika mengandung protein yang
tinggi. Selanjutnya pendapat dari
ooment dinyatakan atau didukung dengan
pendapat ( Elisabeth 2004) yang
menyatakan bahwa hijauan makanan ternak mengandung berbagai sumber sperti
sumber protein, sumber vitamin, sumber karbohidrat, sumber mineral. Dan dinyatakan oleh pendapat ( Rossi,E 2006) semakin tinggi serat kasar
bagi ternak semakin merugikan tapi semakin tinggi serat kasar bagi tumbuhan
semakin menguntungkan.
Pendapat ( Aritonang 2002 ) yang
menyatakan bahwa feed additive hanya
sebgai pelengkap atau hanya sebagai tambahan untuk meningkatkan performance
ayam.di lanjutkan dengan suplemen seperti vitamin menurut pendapat ( Surtino
2000 ) suplemen merupakan suatu
tammbahan yang dicampurkan pada ransum untuk meningkatkan kesehatan ayam.
Murwani et al., (2002) menyatakan bahwa additive adalah bahan
pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan tujuan untuk meningkatkan
produktifitas ternak maupun kualitas produksi.
Murtidjo (2009), additive adalah imbuhan yang umum
digunakan dalam meramu pakan ternak. Penambahan bahan biasanya hanya dalam
jumlah yang sedikit, misalnya additive bahan konsentrat, additive bahan
suplemen dan additive bahan premix.
Feed additive merupakan bahan
makanan pelengkap yang dipakai sebagai sumber penyedia vitamin-vitamin,
mineral-mineral dan atau juga antibiotika (Anggorodi, 2001).
Analisis Proksimat
Dina,2001 menyatakan bahwa
setiap 1kg dedak padi mengandung sekitar 20% serat kasar.
Arian,2009 menyatakan bahwa
didalam bungkil kedele banyak mengandung protein yang baik untuk pertumbuhan
embrio ternak.
Menurut Bagas,2006 menyatakan
bahwa tepung ikan mengandung protein hewani paling banyak diantara bahan pakan
yang diberikan ke ternak.
Adrianto,2001 mengemukakan
bahwa tiap 100gr tepung darah mengandung seng sebanyak 2,5gr.
Zulfikar,2008berpendapat bahwa
bahan palsuan pakan ternak dapat berupa serbuk gergaji.
Dewi,2001 mengatakan bahwa
bagase tebu banyak mengandung zat gula.Dan ini pun dapat dijadikan sebagai
bahan pakan sumber energi.
Dion,2000 menyatakan bahwa bahan pakan yang dapat
digolongkan sebagai bahan pakan sumber energi adalah apabila jumlah karbohidrat
dalam tiap gram nya mencapai lebih dari 75%. Menurut (Sartika,2001)bahan pakan
yang dapat diberikan ke ternak adalah bahan yang baik dan representatif.
Pendapat (Defano,2001)cara pengambilan sampel terbagi atas 2,yaitu
aselektif dan selektif dimana hasil dari kedua jenis pengambilan ini akan
berbeda.
Murwani et al., (2009) menyatakan jumlah sampel yang diambil
adalah tidak lebih dari 10% dari jumlah barang.
Murtidjo (2009), mengatakan sampel yang telah
diambil harus segera diamankan agar tidak rusak atau brubh sehingga mempunyai sifat yang berbeda dari sampel
saat diambil.
Prosesing sampel bertujuan
mengevaluasi terutama evaluasi secara mikroskopis,kimia,dan biologis,semua
sampel harus digiling sehingga diperoleh sampel yang halus.(Anggorodi, 2001).
Dina,2001 rumus penghitungan
kadar air adalah A-Bx100%
A
Arian,2009 menyatakan bahwa
untuk mengetahui bahan kering sesungguhnya maka bahan kering udara dikali
dengan bahan kering oven.
Sartini(2000) Menyatakan bahwa
Analisis Proksimat adalah analisis bahan pakan ternak yang dilihat dari
kandungan gizi yang diperlukan oleh hewan ternak tersebut.
Derano
(2001) Menyatakan bahwa oven yang digunakan untuk penentuan kadar air adalah
oven 105 derajat Celcius.
Dodi(2001)menyatakan
bahwa kadar berat kering adalah 100%-kadar air yang dinyatakan dalam persen.
Sulastri(2000)
menyatakan bahwa setiap cawan porselin yang sudah dikeringkan di oven,harus
ditaruh dahulu di eksikator selama 10-20 menit.
Satrio(2003)menyatakan
bahwa berat bahan yang ditimang harus konstan.
Lucky(2004)menyatakan
bahwa eksikator adalah pendingin yang terdiri dari kotak kaca dan silika gel.
Irwan(2005)menyatakan
bahwa sampel untuk pengukuran kadar air adalah 1 gram.
Karra(2007)menyatakan
bahwa pemanasan di dalam tanur adalah dengan suhu 400-600 derajat Celcius.
Halim(2006)menyatakan
bahwa zat anorganik yang tertinggal di dalam pemanasan dengan tanur disebut
dengan abu(ash).
Suhartini(2008)menyatakan
bahwa sampel untuk penentuan kadar abu adalah seberat 3 gram untuk hijauan dan
5 gram untuk konsentrat.
Musawir(2004)menyatakan
bahwa kadar abu adalah hasil pengurangan dari berat akhir dikurangi berat awal
dibagi berat sampel dikali 100%.
Weni(2008)menyatakan
bahwa cawan porselin yang berisi sampel dibakar di tanur selama 3-4jam.
Panji(2009)menyatakan
bahwa tanda semua zat organik sudh habis dibakar adalah berwarna putih.
Cendikia(2007)menyatakan
bahwa setelah dibakar ditanur selama 3-4 jam,sampel harus di dinginkan dahulu
di tanur tersebut dengan suhu 120derajat Celcius.
Furqon(2006)menyatakan
bahwa sampel untuk penentuan kadar
protein kasar adalah sebanyak 0.3gram.
Lia(2008)menyatakan
bahwa dalam penentuan protein kasar,sampel diberi tambahan katalis sebanyak
0.2gram.
Iya(2007)menyatakan bahwa
faktor protein adalah 6.25
Topan(2009)menyatakan
bahwa dalam sampel protein kasar,diberi tambahan H2SO4 sebanyak 5ml.
Wawan(2004)menyatakan
bahwa pemanasan labu destruksi dilakukan
di lemari asam.
Wiwik(2003)menyatakan
bahwa destruksi dihentikan apabila larutan sampel telah berubah warna menjadi
hijau terang atau jernih.
Ola(2008)menyatakan
bahwa setelah jernih,sampel dicampur dengan 60ml aquades.
Sarah(2008)menyatakan
bahwa pelarut yang digunakan untuk kadar lemak adalah kloroform.
Sitha(2006)menyatakan
bahwa sampel yang digunakan adalah sebanyak 1gram.
Suci(2003)menyatakan
bahwa ekstraksi lemak berlangsung selama 16 jam.
Sarah(2009)menyatakan
bahwa soklet dinyalakan selama 16 atau sampai terlihat jernih.
Rety(2009)menyatakan
bahwasampel setelah dari soklet dikeringkan dalam oven 105derajat selama 5 jam.
Adam(2001)menyatakan bahwa
setelah jernih,didinginkan dalam eksikator selama 10-20 menit lalu ditimbang.
Khairul(2009)menyatakan bahwa
lemak kasar yang dihasilkan dari penentuan lemak kasar adalah ekstraksi dari
klorofil,xanthofil,dan karoten.
Pery(2006)menyatakan bahwa
kertas saring yang digunakan dalam penentuan protein kasar adalah kertas saring
Whatman No.41.
Siska(2000)menyatakan bahwa
sampel yang digunakan dalam protein kasar adalah 1gram.
Harim(2004)menyatakan bahwa
sampel dimasukkan kedalam gelas piala.
Ade(2003)menyatakan bahwa
H2SO4 yang digunakan adalah 0.3N.
Chandra(2001)menyatakan bahwa
larutan sampel tersebut didihkan selama 30 menit di dalam pemanas listrik.
Suris(2005)menyatakan bahwa
corong yang digunakan adalah corong Buchner.
Yopie(2008)menyatakan bahwa
pelarut yang digunakan adalah aseton.
Susi(2001) menyatakan bahwa
bahan ekstrak tanpa nitrogen adalah kandungan zat makanan dikurangi persentase
air,abu,protein kasar,lemak kasar,dan serat kasar.
Formulasi Ransum
Sari(2001) menyatakan bahwa
formulasi ransum harus memenuhi kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh ternak
untuk kebutuhan hidup.
Arian(2004)
menyatakan bahwa formulasi ransum ada bermacam-macam cara,salah satunya adalah
trial and error method.
Martin(2005)
menyatakan bahwa setelah ditentukan bahan yang akan diberi kepada ternak,maka
kita harus menentukan zat gizi pada tabel Komposisi zat Makanan.
Bambang(2008)
menyatakan bahwa tiap bahan yang kita formulasikan,harus kita hitung biaya
pembeliannya.
Tuani(2007)menyatakan
bahwa tingkat ketelitian dalam membuat formulasi ransum adalah sangat tinggi.
Sri(2007)
menyatakan bahwa kita harus menentukan jumlah ransum yang akan dibuat.
Adam(2000)menyatakan
bahwa tiap formulasi ransum harus berjumlah 100%.
Formulasi ransum adalah proses
dimana berbagi macam bahan bahan makanan
dikombinasikan dalam proporsi yang esensial untuk ternak dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fase produksinya (Retnowati , 2000 ).
Diantara bahan pakan sumber protein tepung ikan
merupakan bahan pakan yang paling baik dan superior dibandingkan dengan yang
lainnya (Nurhayati, et all, 2008).
Protein nabati meskipun kualitasnya lebih rendah dari
protein hewani tetapi ada zat-zat dalam protein nabati yang tidak terdapat
dalam protein hewani dalam bentuk prekusaor-prekusor vitamin (Anggorodi.R, 2004).
Ransum yang yang
diformulasikan haruslah mendapat cukup palatable agar dapat meransang nafsu
makan, karena apabila ransum yang dibuat ditolak oleh ternak maka dapat
dikatakan ransum tersebut kurang baik. (Teja
Kaswari, 2008).
Mencampur
Ransum
Dalam
mencampur ransum bahan-bahan yang dalam jumlah kecil dan bertekstur halus harus dicampur terlebih dahulu
selanjutnya bahan-bahan pakan yang berjumlah besar dicampurkan ( Nurhayati, et.al. 2008)
Dua cara dalam mencampur ransum yang didasarkan pada jumlah ransum
yang akan disusun. Dengan cara manual (jumlah ransum sedikit) dengan mesin
pencampur “mixer” (jumlah Besar). (trobus.2008).
Bungkil kedele, ampas tahu ,merupakan bahan pakan sumber
protein nabati yang lazim digunakan sebagai pakan ternak (Parrakkasi.a. 2004).
Bahan makanan yang dapt digunakan untuk menyusun ransum
dapat dibedakan menjadi bahan makanan sumber energi, bahan makanan sumber
protein, bahan makanan sumver lemak, dan
minyak, feed additif, enzymes, dan pemacu pertumbuhan (Nurhayati, 2008).
Bahan pakan sumber energi yang utama adalah bahan pakan
yangkandungan utamanya berupa karbohidrat yang mana lebih mudah dimetabolisme
daripada energi yang berasal dari lemak (Tobing.L.R,
2000).
Bahan pakan sumber energi antaralain jagung, sorghum,
beras, dedak padi, hijauan, serta minyak yang merupakan sumber energi yang
berasal dari lemak yang berbentuk cairan (Anggorodi.R, 2006).
Dedak padi atau sekam padi merupakan hasil ikutan bahan
penggiling beras yang masih bisa dimanfaat sebagai bahan pakan sumber energi
yang berbentuk bubuk (tepung) (Trobos,
2007).
Bahan-bahan pakan sumber mineral antara lain tepung
tulang, tepung kulit kerang, mineral supplement (Hendaka, et al. 2008).
Bahan-bahan sumber vitamin lebih banyak dalam bentuk teblet
atau bubuk yang diproduksi secara modern oleh indutri-iondustri bidang
peternakan (Trobos, 2008).
Bahan-bahan pemalsu pakan merupakan bahan-bahan yang bentuk, tekstur
hampir sama dengan bahan pakan yang dipalsukan akan tetapi satu hala yang sulit
untuk dipastikan yaitu bau (Parrakkasi.A.
2003).
Hijauan merupakan bahan pakan utama ternak rumanisia
yang merupakan sumber energi yang diperoleh dari pencernaan serat (Parrakkasi.A. 2007).
Bahan pakan yang berasal dari tumbuh- tumbuhan memiliki
kadar protein dan kadar energi yang cukup tinggi (Irfan anshory,2008).
Pemberian ransum pada ternak adalah untuk menyediakan
bahan makanan yang dibutuhkan ternak sehinggga dapat menghasilkan daging, susu
dan telur yang menguntungkan bagi peternak (Sutresna Nana, 2001 )..
Tepung ikan merupakan bahan
pakan yang superior yang mempunyai kadar protein paling tinggi dari bahan pakan
lainnya. (Parning, Mika dan marlan,
2000)
Menentukan Energi
dengan Bomb Calorimeter
Bila dedak halus ( lunteh ) di pergunakan dalam unggas,
harus di cegah terhadap kemungkinan terjadinya ketengikan autooksidatif. Kalau
ketengikan ini terjadi dapat timbul penyakit encephalumalacia pada anak ayam.
Lubis ( 1963 ) membedakan dedak halus (lunteh ) dengan dedak halus kampong,
dedak halus kampung mengandung lebih banyak serat kasar dari pada lunteh. (
Siregar .s, 1990 ).
Dedak kasar terdiri dari pecah – pecahan kulit gabah,
sebagai bahan makanan, mempunyai nilai sangat rendah, kadar proteinnya relatife
rendah yaitu 3.1 % dan daya cernanya juga rendah ( Rasya.M, 1995 ).
Zat lemak sebagai sumber energi adalah sangat efisien
karena nilai energi lemak 2.25 lebih tinggi dari karbohidrat, namun demikian
pemakaian zat lemak di dalam ransum perlu di batasi sekitar 5%, Sebab kelebihan
lemak yang terlampau tinggi justru akan menimbulkan efek negatife, antara lain
lemak yang tertimbun di sekitar ovarium akan mengganggu ovulasi, sehingga
produksi telur akan menurun, dan kelebihan ini sia – sia sebab akan terbuang
karena tidak bisa di cerna. ( Anshory.I, 1997 ).
Fungsi zat lemak adalah sebagai sumber energi, seperti
halnya karbohidrat dan sebagai pelarut vitamin A,D,E, dan K. sumber lemak
terdapat pada bahan seperti bungkil kelapa. Bungkil kelapa merupakan salah satu
sumber lemak. Penggunaan lemak nya ransum serta menaikkan nilai energi sampai
pada tingkatan yang tidak tercapai bila menggunakan makanan biasa terutama
butir-butiran (Nurrohman S,1996 ).
Tepung ikan merupakan sumber protein utama bagi unggas,
karena bahan makanan tersebut semua asam-asam amino yang di butuhkan ayam dalam
jumlah cukup dan teristimewa. Merupakan sumber lisin dan methionin yang baik.
Tepung ikan merupakan salah satu bahan makanan dalam penyusunan ransum ayam
sebagai sumber protein hewan atau asam-asam amino di samping unsure-unsur
mineral dan vitamin-vitamin (Keenan,1980).
Mineral berguna untuk keperluan pertumbuhan, pembentukan
tulang, bereproduksi, dan membantu metabolisme (Anshory,1997 ).
Garam dapur (NaCl) berguna untuk mengatur keseimbangan
dalam elektrolit tubuh. Bila ayam kekurangan unsure ini akan berakibat nafsu
makan menurun, kanibalisme, bulu nampak suram. Kebutuhan garam di dalam ransum
0,35%-0,5%. Pemberian garam pada ransum dapat merangsang sekresi saliva, gejala
devesiansigaram yaitu nafsu makan hilang, bulu kasar, makan tanah, keadaan
badan tidak sehat, produksi dan berat badan menurun.
(Wahju,juju,1985 ).
III.MATERI DAN METODA
3.1. Waktu dan tempat
Adapun praktikum bahan pakan dan formulasi ransum Di mulai pada hari
Senin,tanggal 8 November 2010 sampai tanggal 22 Desember 2010 jam 14.00 s/d
selesai yang bertempat di Laboratorium Makanan Ternak,Gedung C lantai 2
Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
3.2. Materi
Pengenalan Alat
Alat-alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum
Pengenalan Alat adalah : cawan, gelas ukur, tabung reaksi, pipte tetes,
termometer, corong tanur, oven, labu distilasi, pembakar bunsen, penjepit
tabung reaksi, sikat tabung, cawan porselin, rak tabung reaksi, bucle, labu
ukur, artodave, eksikator, neraca empat lengan, titrasi, kacang tanah, lamtoro,
rumput mutiara,daun kalapo,rumput gajah,tepung tulang, mengkudu, rumput raja,
padi, jagung, batu bata giling, dedak padi, daun stilo, rumput mutiara, daun
seduduk, serbuk gergaji, ubi jalar, rumput setaria, rumput gajah, rumput benggala,
serta menggunakan pensil, pena, penggaris dan buku-buku dan obat-obatan
Pengenalan
Bahan Pakan
Alat-alat
dan bahan yang digunakan pada saat praktikum Pengenalan Bahan Pakan adalah :
tepung ikan,tepung kedele,ampas tahu,bungkil kedele,bungkil kelapa
sawit,bungkil kelapa,biji jagung,menir,dedak padi,pati ubi,tepung tulang,tepung
darah,tepung kulit kerang,pelepah sawit,kulit pisang,bagase tebu,tongkol
jagung,kulit jagung,tepung kapur,serbuk kayu,sekam padi,dan serbuk batu bata.
Preparasi Sampel
Alat-alat dan bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum Preparasi Sampel adalah feses sapi,feses ayam,rumput
gajah,dan rumput benggala.
Analisis Proksimat
Didalam melakukan praktikum
analaisis proksimat, adapun bahan yang digunakan antara lain : Penetuan
Kadar Air : cawan porselen, eksikator, oven 105oC, penjepit
dan neraca analitik. Penentuan Kadar Abu : cawan porselen,
eksikator, tanur, penjepit, neraca analitik, pembakar bunzen. Penentuan
Protein Kasar : labu dekstruksi, labu destilasi, destilator, pemanas listrik,
labu erlenmeyer 250 ml, labu erlenmeyer 500 ml, biuret, corong, pipet, gelas
ukur, neraca analitik, batu didih, katalis campuran, H2SO4 pekat,
H2SO4 0,3 N, NaOH 0,3 N, dan indikator campuran. Penentuan
Lemak Kasar : soxhlet, kertas saring bebas lemak, sarung tangan karet,
kapas bebas lemak, oven, batu didih, eksikator, neraca analitik, pinset,
pelarut, dan corong. Penentuan Serat Kasar : gelas piala, cawan
porselen, corong bucher, oven 105oC, pompa vakum, tanur, pemanas
listrik, penjepit, kertas saring No. 41, H2SO4 0,3 N,
NaOH 1,5 N, dan aseton.
Formulasi Ransum
Alat yang digunakan dalam
praktikumFormulasi Ransum adalah tabel kebutuhan ternak,tabel komposisi bahan
makanan ternak,dan kalkulator.
Mencampur Ransum
Alat yang digunakan pada praktikum Mencampur Ransum
adalah tabel kebutuhan ternak, tabel komposisi bahan makanan ternak, Sedangkan bahan
yang digunakan adalah Tepung Ikan, Dedak Padi, Minyak Sayur, Jagung Giling, Bungkil Kelapa Sawit, dan Premiks.
Menentukan
Energi dengan Bomb Calorimeter
Di dalam praktikum menentukan
energi bruto dengan oxygen bomb calorimeter, adapun alat dan bahan yang
digunakan antara lain : Unit Bomb Calorimeter, Tabung Oksigen, Termometer, Alat
Pembuat Pellet, Kawat Platina, Larutan Methyl Orange dan Larutan Na2CO3.
3.3. Metoda
Pengenalan Alat
Adapun cara kerja yang di lakukan dalam praktikum
Pengenalan Alat adalah dengan cara
melihat hijauan makanan ternak lalu mengklasifikasi dan di lanjutkan denagn
menggambar hijauan makana ternak dan menggambar alat-alat laboratorium dan
memberi fungsi-fungsi pada tiap-tiap alat laboratorium yang ada.yang terakhir
mencatat tentang feed dditve seperti bahan yang terkandung di ddalam feed
additive dan vitamin pelengkap.
Pengenalan Bahan Pakan
Adapun cara kerja yang di
lakukan dalam praktikum Pengenalan Bahan Pakan adalah dengan cara melihat bahan makanan ternak lalu
mengklasifikasi dan di lanjutkan dengan melihat teksturnya,bau,rasa,dan warna
dari suatu bahan pakan ternak.
Preparasi Sampel
Adapun cara kerja yang di
lakukan dalam praktikum Preparasi Sampel adalah dengan membuat 2 bentuk
bahan,yaitu bahan basah dan bahan kering kemudian seterusnya ditimbang dan
dihitung berapa berat akhirnya.
Analisis Proksimat
Di dalam melakukan praktikum Analisis Proksimat ada beberapa
cara kerja yang perlu diperhatikan : Penentuan Kadar Air, adapun
cara kerjanya adalah cawan porselen yang telah dicuci bersih, dikeringkan di
dalam oven selama 1 jam dengan temperatur 105 oC.
kemudian didinginkan di dalam eksikator sekitar 10-20 menit dan ditimbang ( C
). Sampel dihitung sebanyak
0,5-1 gram ( D ) dan dimasukkan ke dalam cawan porselen. Kemudian cawan dan
sampel tersebut dikeringkan dalam open 105oC selama 112-16 jam.
Cawan dan sampel ( E ) dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam eksikator
selama 10-20 menit sampai diperoleh berat tetap. Penentuan Kadar Abu,
adapun cara kerjanya antara lain : cawan porselen yang telah dicuci bersih,
dikeringkan di dalam oven sekitar 1 jam pada temperatur 105o C.
kemudian didinginkan dalam eksikator sekitar 10-20 menit dan ditimbang dengan
teliti ( F ). Sampel ditimbang dengan teliti sebanyak 3 gram untuk sampel
hijauan atau 5 gram untuk kosentrat ( G ) dan dimasukkan ke dalam cawan
porselen. Pijarkan sampel yang terdapat dalam cawan porselen hingga berasap.
Bakar cawan porselen berisi sampel dan tanur bersuhu 600oC. biarkan
sampel terbakar selama 3-4 jam atau sampai warna sampel berubah menjadi putih
semua. Setelah sampel bewarna putih semua, kemudian dinginkan dalam tanur pada
suhu 120oC sebelum dipindahkan ke dalam eksikator. Setelah dingin
timbang dengan teliti ( H ).
Penentuan Protein Kasar, adapun cara kerjanya antara lain :
timbang sampel dengan teliti sejumlah 0,3 gram ( I ) dan masukkan kedalam
tabung destruksi. Tambahkan kira-kira 0,2 gram katalis campuran dan 5 ml H2SO4
pekat. Panaskan campuran tersebut dalam lemari asam. Perhatikan proses
destruksi selama pemanasan agar tidak meluap. Destruksi dihentikan bila larutan
sudah menjadi hijau terang atau jernih, lalu dinginkan dalam lemari asam. Larutan
dimasukkan ke dalam labu destilasi dan diencerkan dengan 60 ml aquades.
Masukkan beberapa buah batu didih. Tambahkan pelan-pelan melalui dinding labu
20 ml NaOH 40 % dan segera hubungkan dengan destilator. Suling ( NH3 dan
air ) ditangkap oleh labu erlenmeyer yang berisi 25 ml H2SO4 0,3
N dan 2 tetes indikator campuran ( methyl red 0,1 % dan bromcresol green 0,2 %
dalam alkohol ). Penyulingan dilakukan hingga nitrogen dari cairan tersebut
tertangkap oleh H2SO4 yang ada di dalam erlenmeyer ( 2/3 dari cairan
yang ada pada labu destilasi menguap atau terjadi letupan-letupan kecil atau
erlenmeyer mencapai volume 75 ml ). Labu erlenmeyer berisi sulingan diambil dan
dititer kembali
dengan NaOH 0,3 N ( J ). Perubahan biru ke hijau
menandakan titik akhir titrasi. Bandingkan dengan titer blanko ( K ).
Di
dalam praktikum analisis proksimat ini adapun cara kerja dari Penentuan
Lemak Kasar antara lain : timbang sampel dengan teliti sebanyak 1 gram
9 L ) dan bungkus dengan kertas saring bebas lemak. Keringkan dalam oven 105cC
selama 5 jam, dinginkan dalam eksikator dan timbang ( M ). Sampel dimasukkan
kedalam tabung ekstraksi soxhlet. Alat soxhlet diisi dengan pelarut lewat
kondensor dengan corong. Alat pendingin dialirkan dan panas dihidupkan.
Ekstraksi berlangsung selama 16 jam sempai pelarut pada alat soxhlet terlihat
jernih. Sampel dikeluarkan dari alat soxhlet dan keringkan ke dalam oven 105oC
selama 5 jam, kemudian dinginkan dalam eksikator dan timbang ( N ).
Adapun
cara kerja dari Penentuan Serat Kasar antara lain : keringkan
kertas saring whatman No. 41 di dalam oven 105OC selama 1 jam dan
timbang (O). timbang dengan teliti 1 gram ( P ) sampel masukkan kedalam gelas
piala. Tambahkan 50 ml H2SO4 0,3 N dan didihkan selama 30
menit. Cairan disaring melalui kertas saring yang telah diketahui beratnya
didalam corong buchner yang telah dihubungkan dengan pompa vokum. Kertas saring
bersama residu dicuci berturut-turut dengan 50 ml H2O panas, 50 ml H2SO4
0,3 N, 50 ml H2O panas dan aseton. Kertas saring berisi residu
dimasukkan kedalam cawan porselen bersih dan kering dengan menggunakan oven.
Cawan berisi sampel yang dikeringkan ke dalam oven 105oC sampai
didapat berat yang konstan, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang ( Q ).
Pijarkan sampel dalam cawan hingga tak berasap. Kemudian cawan bersama isinya
dimasukkan ke dalam tanur 600oC selama 3-4 jam. Setelah isi cawan
berubah menjadi abu yang bewarna putih, diangkat, didinginkan dan ditimbag ( R
).
Formulasi Ransum
Adapun cara kerja dalam Formulasi Ransum adalah tentukanlah jenis ransum
yang akan disusun.Kenudian tentukanlah bahan pakan yang akan
digunakan.Tentukanlah kandungan zat makanan masing-masing bahan pakan
penyusunan ransum terpilih pada tabel komposisi zat makanan bahan
pakan.Tentukanlah jumlah ransum yang akan disusun dan perkiraan persentase
penggunaan setiap bahan pakan dari jumlah total bahan pakan.Hitung kontribusi
zat gizi dari masing-masing jenis bahan pakan.Persentase setiap bahan makanan
dapat diubah sampai sesuai dengan kebutuhan zat gizi dari ransum yang
dibuat.Kemudian bandingkan hasil perhitungan ransum yang dibuat dengan
kebutuhan ternak yang bersangkutan.Misalnya kandungan protein,lemak,serat
kasar,EM atau TDN-nya.
Mencampur Ransum
Sedangkan cara kerja dalam mencampur
ransum adalah pertama-tama kelompokkan dulu bahan-bahan makanan yang jumlahnya
sedikit dan teksturnya halus (misalnya garam,
premix, dan CaCo3) dan campurkan sampai merata.
Kemudian jika menggunakan
dedak padi dan minyak sayur maka campurkan keduanya terlebih dahulu.
Setelah itu tambahkan tepung
ikan, bungkil kedele, jagung dan bahan lainnya dan campurkan semua bahan
tersebut sampai merata dan menjadi homogen.
Menentukan Energi dengan Bomb Calorimeter
Adapun cara kerja dari
praktikum menentukan energi bruto dengan oxygen bomb calorimeter Yaitu : sampel
dalam bentuk pellet ditimbang 0,5–1 gram, kemudian dimasukkan kedalam cawan
bomb dan disentuhkan kawat platina sepanjang 10 cm pada sampel dalam tabung
bomb, terus diisi dengan oksigen sebanyak 25 atm. Tabung bomb dimasukkan
kedalam buchet yang sudah diisi air sebanyak 2 liter kemudian ditulis, serta
suhu distabilkan dengan memutar tombol pemutar selama 5 menit, setelah itu
dicatat sebagai suhu awal. Sampel dibakar dengan menekan tombol pemutar pada
alat Parr Ignation, biarkan temperatur naik sampai stabil (lebih kurang 5
menit), setelah itu suhu dicatat sebagai suhu akhir, kemudian buka calorimeter
dan keluarkan tabung bomb dan buang oksigen dari bomb, lalu cuci bagian dalam
tabung dan cawan bomb dengan menyemprotkan aquadest dan beri beberapa tetes
larutan methyl orange. Titer dengan larutan Na2CO3 sampai berubah warna dan catat volume titrasi
yang dipakai lalu kawat yang dibakar diukur dengan sekala dari kawat yang tidak
terbakar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengenalan Alat dan Bahan
Dari hasil praktikum tentang hijauan makanan ternak maka hasil yang di
dapatkan sesuai dengan tabel di bawah ini.
hijauan
|
keterangan
|
Callopogonium
mnocoides
|
filum :
spermatohyta
Class :
monocyhedanceace
ordo : gumiflora
family :
graminae
genus :
callopogonium
spesies :
Callopogonium monocoides
|
Putri Malu
|
kelas : Mimosa
genus : Mimosa pudica
|
Zea mays
|
kingdom :
tracheobionta
superdivisio:spermatophyta
divisi:magnoliophyta
class :
liliopsida
subclass:commelinidae
ordo:poales
family :
peaceace
genus : zea
spesies ; Zea
mays
|
Rumput Mutiara
|
genus : Hedyotis
spesies :
Hedyotis corymbosa
|
Manihot
|
genus : manihot
Spesies : Manihot utilissima
|
Arachia hipogea
|
Kingdom:Plantae
Divisio:Magnoliophyta
Ordo:Fabates
family : febaceace
genus : arachis
spesies :
Arachia hipogea
|
Pannisetum
purpereum
|
Kigdom:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Class:Liliopsida
family ;
graminaea
genus :
pennisetum
spesies :
Pennisetum purpereum
|
Cabe-cabean
|
filum ;
leguminosa
kelas : Graminae
|
Lauchena leuchecoppala
|
family : graminiae
genus ; lauchena
spesies :
Lauchena leuhecophala
|
Rumput setaria
|
Kingdom:Plantae
Subkingdom:trachiobionda
Divisio:magnoliophyta
ordo : poacea
genus ; setaria
spesies ;
Setaria falmopolia
|
Stylosantes
humillis
|
genus ; stylosantes
spesies ;
Stylosantes humillis
|
King grass
|
kingdom ; plantae
kelas : liliopsid
family : poaceace
genus : king
spesies ; King grass
|
4.2. sumber protein
pada praktikum yang tentang sumber protein
mahasiswa meneliti terus mengklasifikasi yaitu tentang bunkil kedeke yang
merupakan sumber protein berwarna kuning dan bungkil jagung sumber karbohidrat
warna kuning taoi sediki orange,bungkil inti sawit ini merupakan limbah dari
pembuangan sawit yang di manfaatkan merupakan sumber protein berwarna hitam’yang
terakhir tepung ikan merupakan sumber
protein warna kekuninagan berabau ikan.jenis di atas menurut pendapat (
gildert 2003 ) yang menyatakan sumber yang baik untuk ternak bila di manfaatkan
dengan baik maksudnya di campurkan
denagan ransum untuk makanan ternak,
4.4. feed additive
dan vitamin
1. EGG STIMULANT
Kegunaan : Meningkatkan
produksi telur sampai 37 %
bentuk : butiran
kecil dan halus
warna : coklat
cara
pemakaian : 1 gram liter air minum atau 1 sendok plastik putih tiap 1 liter air minum
kandungan : vitamin A, D3, E
produsen : Medion, Bandung
– Indonesia
2.Turbo
kegunaan : Meningkatkan dan memperpanjang masa produksi telur dan menambah
kesuburan
bentuk : Butiran kecil dan halus
warna : kuning tua
cara pemakaian : 5
gram tiap 1 liter air minum, dicampur kedalam 2 kg ransum
kandungan : vitamin
A,E,K
produsen : Medion, Bandung
– Jakarta
3. NEOBRO
kegunaan : merangsang pertumbuhan ayam pedaging
pemakaian : ayam
umur 0 -6 minggu 1 gram tiap 2 liter air minum
kandungan : lysine.
sodium salicylate, vitamin A, E
bentuk : butiran
warna : coklat
produsen : Medion, Bandung
– Jakarta
4. COXY
kegunaan : kolera
bentuk : butiran keci dan halus
warna : orange muda
cara pamakaian : 3,75
gram tiap 1 liter air minum
kandungan : sodium
sulaqinoxaline, vitamin A
produsen : Medion, Bandung – Jakarta
5. MULTIFIT
kegunaan : pertumbuhan
dan produksi
betuk : butiran halus
warna : coklat
kandungan : vitamin
A,D,E,K dan B
Produsen : PT.
Pyridam, Jawa Barat
6.THERAPY
Kegunaan : pengobatan
bentuk : butiran halus
warna : coklat
kandungan : itamin
A dan K
cara pemakaian : 5
hari sebelum unggas dipotong
produsen : Medion,
Bandung – Jakarta
4.5. alat-alat laboratorium
Setelah
diamati dan gambar maka hasil yang di
dapatkat sebagai berikut
Hasil yang di peroleh pada pengenalan alat praktikum adalah
1. Gelas Piala :
Mengukur larutan dalam jumlah tertentu
2. Rak tabung
reaksi : Sebagai tempat tabung reaksi
3. Termometer :
Untuk mengukur suhu larutan
4. Corong
Bunchen : Menuangkan larutan tabung
reaksi agar tidak tumpah
5. Bunsen : Untuk
memanaskan suatu larutan
6. Tempat
pembakran : Untuk menyanagga tempat pembakaran
7. Batang pengaduk
: Untuk mengaduk atau mencampur larutan
8. Eksikator :
Untuk mendingikan sample
9. Kondensor : Untuk
membuat akuades
10. Penjepit :
Menjepit tabung reaksi
11.kertas saring : Untuk menyaring larutan
12. Oven : Untuk
membuat bahan kering
13. Biuret : Untuk
melakukan titrasi
14. Cawan Porselen
: Untuk menggiling suatu bahan tertentu
15. Neraca : Untuk
menimbang bahan pakan yang akan di analisis
16. Pompa Vacum :
Untuk memompa cairan setelah di saring
17. Labu
Erlenmeyer : Untuk mereaksikan zat cair
18. Pipet Tetes :
Mangambil suatu larutan tertentu
19. Gelas Ukur :
Mengukur larutan dalam jumlah kecil
20. Cawan Petri :
Tempat memanaskan larutan
(
Mathius2006) menyatakan bahwa setiap alat –alat lab memiliki fungsi masing –
masing dan mempunyai peranan yang berbeda-beda.
Pakan Sumber Protein
Yang
termasuk pakan sumber protein hewani dalam bahan yang kami praktikumkan adalah
tepung ikan.Dengan bentuk fisik berbentuk tepung,bertekstur halus,berwarna
coklat,dan berbau amis. Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh Bagas,2006
Dan
yang termasuk bahan pakan sumber protein nabati adalah tepung kedele,ampas tahu,bungkil
kedele,bungkil kelapa,dan bungkil inti sawit.Bentuk dari bahan –bahan ini
rata-rata adalah butiran kasar,dengan tekstur beragam mulai dari kasar samapai
berstekstur halus,berwarna kuning sampai kecoklatan,dan berbau wangi samapai
asam.Bahan-bahan ini banyak sekali protein nabati yang baik untuk pertumbuhan
embrio ternak,seperti yang dikemukakan oleh Arian,2009.
No.
|
Bahan Pakan
|
Bentuk Fisik
|
Tekstur
|
Warna
|
Bau
|
1.
|
Tepung Ikan
|
Tepung
|
Halus
|
Coklat
|
Amis
|
2.
|
Tepung Kedele
|
Tepung
|
Halus
|
Kuning
|
Kedele
|
3.
|
Ampas Tahu
|
Remah-remah
|
Lembut
|
Putih kekuningan
|
Agak asam
|
4.
|
Bungkil kedele
|
Butiran
|
Kasar
|
Kuning kecoklatan
|
Khas kedele
|
5.
|
Bungkil kelapa
|
Butiran
|
Kasar
|
Coklat tua
|
Wangi
|
6.
|
Bungkil Inti Sawit
|
Butir Kasar
|
Kasar
|
Coklat tua
|
Wangi
|
Pakan Sumber Energi
Yang
termasuk pakan sumber energi disini dapat terbagi menjadi dua bagian,yaitu
bahan pakan sumber energi yang berbentuk biji-bijian dan bahan pakan sumber
energi berbentuk tepung.Bahan pakan sumber energi yang berbentuk biji-bijian
dapat digolongkan menjadi biji jagung dan menir.Kalau jagung memiliki panjang
2-3mm,lebar 1mm,berat 500gr,berwarna kuning oranye dan berbau apek.Sedangkan
pada menir berbentuk butiran,dengan ukuran panjang 5mm,lebar 2mm,berat
500gr,berwarna coklat,dan berbau khas padi. Sama halnya dengan yang dikemukakan
oleh Dion,2000.Dan ada bahan pakan sumber energi yang berbentuk tepung.Ini
dijumpai pada dedak padi dan pati ubi seperti yang dikemukakan oleh
Dina,2001.Dedak padi yang kami temui berbentuk serbuk,berwarna coklat muda,dan
berbau apek.Sedangkan pati ubi berbentuk halus dengan warna putih dan berbau
ubi.
a.Berbentuk biji-bijian
No.
|
Bahan Pakan
|
Bentuk Fisik
|
Ukuran
|
Berat(gr)
|
Warna
|
Bau
|
|
Panjang
|
Lebar
|
||||||
1.
|
Biji Jagung
|
Butiran
|
2-3mm
|
1mm
|
500gr
|
Kuning oranye
|
Apek
|
2.
|
Menir
|
Butiran
|
5mm
|
2mm
|
500gr
|
coklat
|
Khas Padi
|
b.Berbentuk
Tepung
No.
|
Bahan Pakan
|
Bentuk Fisik
|
Warna
|
Bau
|
1.
|
Dedak padi
|
serbuk
|
Coklat muda
|
Apek
|
2.
|
Pati ubi
|
halus
|
putih
|
Khas ubi
|
Pakan Sumber Mineral
Yang
dimaksud bahan pakan sumber mineral adalah bahan pakan yang mengandung Mineral
lebih dari 80% (Adrianto,2001).Mineral yang dimaksud disini adalah seperti
Kalsium(Ca),Seng(Zn),Sulfur(S),Kalium(K),dan lain sebagainya.Biasanya bahan
pakan sumber mineral ini sangat baik untuk pertumbuhan ternak yang baru lahir
atau ternak yang sedang dalam masa pertumbuhan.Dan didalam praktikum ini kami
menemukan bahan pakan yang termasuk kedalam bahan pakan sumber mineral adalah
tepung tulang,tepung darah,dan tepung kulit kerang.Tepung tulang memiliki
bentuk seperti tepung,berwarna merah dan berbau amis.Sama halnya seperti tepung
tulang,tepung darah juga memiliki sifat yang sama.Sedangkan pada tepung kulit
kerang memiliki bentuk seperti tepung yang halus,berwarna putih,dan berbau khas
cangkang.
No.
|
Bahan Pakan
|
Bentuk Fisik
|
Warna
|
Bau
|
1.
|
Tepung tulang
|
Tepung
|
Merah
|
Agak amis
|
2.
|
Tepung darah
|
Tepung
|
Merah
|
Amis
|
3.
|
Tepung kulit kerang
|
Tepung halus
|
Putih
|
Bau khas cangkang
|
Pakan Sumber Vitamin
Bahan
pakan sumber vitamin adalah bahan yang mengandung vitamin lebih banyak bila
dibandingkan dengan bahan pakan yang lainnya.Dan disini kami hanya menemukan
satu bahan pakan yang banyak mengandung provitamin A(beta karoten),yaitu
jagung.Jagung,disamping sumber energi,juga memiliki banyak sekali karoten di
dalamnya.Ini baik untuk kesehatan mata ternak dan menjaga kesehatan membran
mukosa lainnya. ( Surtino 2000 ).Jagung memiliki bentuk butiran,dengan warna
kuning oranye,mempunyai rasa asin dan berbau apek.
Bahan Pakan Asal Limbah
Pertanian
Bahan pakan asal limbah pertanian adalah bahan pakan yang sudah tidak
berguna dalam industri atau pertanian.Di mata peternak,bahan pakan asal limbah
pertanian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak mereka.Seperti
contoh,bagase tebu,itu banyak sekali mengandung glukosa sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan pakan sumber energi.Seperti yang dikemukakan oleh Dewi,2001. Dalam praktikum ini,kami menemukan
banyak sekali bahan pakan ternak yang berasal dari limbah pertanian.Seperti
pelepah sawit,kulit pisang,bagase tebu,tongkol jagung,dan kulit jagung.Semua
bahan tersebut berasal dari limbah rumah tangga,kecuali pelepah sawit.Bahan
tersebut berbentuk batangan,berwarna hijau kekuningan dan berbau khas
masing-masing asal limbah.
No.
|
Nama Limbah
|
Asal Limbah
|
Bentuk Fisik
|
Warna
|
Bau
|
1.
|
Pelepah sawit
|
agroindustri
|
batangan
|
Hijau
kekuningan
|
Seperti tebu
|
2.
|
Kulit pisang
|
Rumah tangga
|
Kulit buah
|
Hijau muda
|
Khas pisang
|
3.
|
Bagase tebu
|
Rumah tangga
|
batangan
|
Putih
kekuningan
|
Manis
|
4.
|
Tongkol jagung
|
Rumah tangga
|
batangan
|
Kuning
|
Khas jagung
|
5.
|
Kulit jagung
|
Rumah tangga
|
lembaran
|
Hijau muda
|
Jagung
|
Bahan Palsuan
Yang dimaksud bahan palsuan adalah bahan yang
dapat diberikan ke ternak tapi sangat sedikit mengandung zat nutrien.Tapi
disisi lain,bahan palsuan ini dapat membuat ternak yang memakannya menjadi
kenyang dan membantu proses pencernaannya. Sama seperti yang diungkapkan oleh
Zulfikar,2008.
No.
|
Nama Bahan
|
Warna
|
Bentuk
|
1.
|
Tepung kapur
|
putih
|
Tepung
|
2.
|
Serbuk kayu
|
Coklat muda
|
Serbuk
|
3.
|
Sekam padi
|
Kuning muda
|
Kasar
|
4.
|
Serbuk batu bata
|
Merah kehitaman
|
Halus
|
Preparasi Sampel
Feses Sapi
Feses sapi kami ambil yang
basah sebanyak 800gr.Kemudian kami jemur sehingga kandungan airnya mengering
dan berat akhirnya 500gr.Kadar air yang berkurang sebanyak 37,5% dan kadar
bahan keringnya sebanyak 62,5%. Murwani et al., (2009)
Feses Ayam
Feses
ayam kami ambil sebanyak 250gr.Selanjutnya kami jemur sehingga beratnya
mencapai 100gr.Dengan kadar air yang berkurang sebanyak 60% dan kadar bahan
kering sebanyak 40%.(Defano,2001)
Rumput Gajah
Kami
mengambil rumput gajah yang segar sebanyak 300gr.Kemudian kami jemur sehingga
beratnya menjadi 150gr.Dengan kadar air sebanyak 50% dan kadar bahan kering
sebesar 50%. Dina,2001
Rumput Benggala
Kami mengambil rumput
benggala sebanyak150 gr.Kemudian kami jemur sehingga beratnya mencapai
100gr.Dengan kadar air sebanyak 60% dan kadar bahan kering sebesar 40%. Arian,2009.
Analisis
Proksimat
Pada
Analisis Proksimat,setelah kami melakukan percobaan maka kami didapat hasil
seperti yang tercsntum dibawah ini:
Penentuan Kadar Air
No.
|
Bahan
|
C (gr)
|
D (gr)
|
E (gr)
|
KA(%)
|
BK(%)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
|
BIS
Tepung Ikan
Jagung Halus
Dedak
Bungkil Kedele
Tepung Kulit Kerang
Tepung Darah
Tepung Tulang
Poles
Tepung Kedele
Menir
|
37,4310
39,5898
33,7622
37,1681
35,7321
36,76951
39,2018
40,4153
36,7695
39,4940
37,6650
|
1,0003
1,0003
1,0009
1,0006
1,0007
1,0000
1,0005
1,0002
1,0006
1,0011
1,0006
|
38,3880
40,5513
34,6929
38,1148
37,6871
41,2812
40,1998
41,2812
37,7473
40,2133
38,6442
|
4,3287
3,8788
7,0137
5,3867
4,6268
2,3500
0,2499
13,4273
2,2786
18,1490
1,6890
|
95,6713
96,1212
92,9865
94,6135
95,3735
97,6500
99,7501
86,5781
97,7211
71,8510
98,3110
|
Defano
(2000) menyatakan ditiap bahan pakan yang paling kering sekalipun,masih
terdapat kandungan air walaupun dalam jumlah yang kecil.Bahan yang paling
banyak mengadung kadar air adalah tepung
kedele dengan nilai 18,1490 dan yang memiliki berat kering paling besar adalah
tepung darah dengan nilai 99,7501.Kadar bahan kering ini pun dapat
berubah-ubah,tergantung dari suhu dan kelembaban dari suatu wilayah ternak itu
dipelihara.
Penentuan Kadar Abu
NO
|
Bahan
|
F(g)
|
G (g)
|
H (g)
|
KA (%)
|
1
|
B.I.S
|
37,4297
|
5,0002
|
37,6164
|
3,7934
|
2
|
Tepung Ikan
|
39,5850
|
5,0000
|
41,2039
|
32,3741
|
3
|
Jagung Giling
|
33,7574
|
5,0002
|
33,9000
|
14,8518
|
4
|
Ddak Halus
|
37,1642
|
5,0007
|
37,9300
|
15,3100
|
5
|
Bungkil kedelai
|
36,7296
|
5,0002
|
37,1394
|
8,2000
|
6
|
Tepung .k. kerang
|
36,7559
|
5,0004
|
41,4016
|
92,9000
|
7
|
Bungkil kelapa
|
39,1977
|
5,0006
|
39,6128
|
8,3000
|
8
|
Tepung tulang
|
40,4124
|
5,0002
|
45,2165
|
96,0800
|
9
|
Poles
|
40,2985
|
5,0005
|
40,5047
|
4,1200
|
10
|
Tepung kedelai
|
39,4958
|
5,0007
|
39,7178
|
4,4393
|
11
|
Menir
|
37,6605
|
5,0010
|
37,6957
|
0,7038
|
Kadar Abu (%) = X 100%
Karra(2007)menyatakan bahwa
pemanasan di dalam tanur adalah dengan suhu 400-600 derajat Celcius dan
Halim(2006)menyatakan bahwa zat anorganik yang tertinggal di dalam pemanasan
dengan tanur disebut dengan abu(ash).Disini,bahan pakan ternak yang paling
banyak mengandung kadar abu adalah
tepung kulit kerang dengan persentase 92,9000.Ini disebabkan karena
tepung kulit kerang memang terdiri bahan anorganik yang terdiri dari
mineral-mineral seperti kapur.
Penentuan Kadar Protein
Kasar
NO
|
Bahan
|
I (gr)
|
J (gr)
|
K (gr)
|
PK (%)
|
1
|
Bungkil Inti Sawit
|
0.3002
|
26.0
|
26.4
|
3.5139
|
2
|
Tepung Ikan
|
0.3001
|
25.6
|
26.4
|
7.0303
|
3
|
Jagung Giling
|
0.3005
|
26.5
|
26.4
|
-0.8777
|
4
|
Dedak Halus
|
0.3000
|
25.8
|
26.4
|
5.2745
|
5
|
Bungkil Kedelai
|
0.3006
|
20.5
|
26.4
|
51.7624
|
6
|
Tepung Kulit Kerang
|
0.3005
|
26.7
|
26.4
|
-2.6310
|
7
|
Bungkil Kelapa
|
0.3002
|
24.5
|
26.4
|
16.6915
|
8
|
Tepung Tulang
|
0.3006
|
26.3
|
26.4
|
0.8773
|
9
|
Poles
|
0.3003
|
26.2
|
26.4
|
1.7569
|
10
|
Tepung Kedelai
|
0.3006
|
22.7
|
26.4
|
32.4611
|
11
|
Menir
|
0.3001
|
26.3
|
26.4
|
0.8787
|
Protein kasar (%) = X 100%
Anggorodi (2005) menyatakan protein
adalah esensial bagi kehidupan karena zat tersebut merupakan protoplasma aktif
dalam semua sel hidup.Bahan yang paling banyak mengandung protein kasar adalah
bungkil kedele.Karena nya,bungkil kedele mengandung asam amino paling tinggi
dari bahan yang kami praktikumkan.
Penentuan Lemak
Kasar
NO
|
Bahan
|
L (gr)
|
M (gr)
|
N (gr)
|
LK (%)
|
1
|
Bungkil Inti Sawit
|
1.0009
|
2.0676
|
2.0273
|
4.0238
|
2
|
Tepung Ikan
|
1.0005
|
2.0642
|
2.0212
|
4.2978
|
3
|
Jagung Giling
|
1.0006
|
2.0813
|
2.0423
|
3.8977
|
4
|
Dedak Halus
|
1.0001
|
2.0625
|
2.0507
|
1.1799
|
5
|
Bungkil Kedelai
|
1.0006
|
2.0040
|
1.9938
|
1.0194
|
6
|
Tepung Kulit Kerang
|
1.0006
|
2.1984
|
2.1977
|
0.0699
|
7
|
Bungkil Kelapa
|
1.0000
|
2.0877
|
2.0040
|
8.3710
|
8
|
Tepung Tulang
|
1.0009
|
2.1616
|
2.1307
|
3.0872
|
9
|
Poles
|
1.0004
|
2.0916
|
2.0268
|
6.4774
|
10
|
Tepung Kedelai
|
1.0001
|
2.0785
|
1.7586
|
31.9868
|
11
|
Menir
|
1.0002
|
2.0827
|
2.0926
|
0.0099
|
Lemak kasar % = X 100
Buckle (1985) menyatakan sifat-sifat lemak yaitu tidak
larut dalam air dan lemak adalah campuran trigliserida
dalam bentuk padat dan terdiri dari suatu fase padat dan fase cair. Khairul(2009)menyatakan bahwa lemak kasar yang dihasilkan dari penentuan
lemak kasar adalah ekstraksi dari klorofil,xanthofil,dan karoten. Bahan yang
mengandung banyak lemak kasar adalah tepung kedele.Ini dikarenakan tepung
kedele merupakan sumber lemak nabati.
Penentuan Serat Kasar
NO
|
Bahan
|
O (gr)
|
P (gr)
|
Q (gr)
|
R (%)
|
SK(%)
|
1
|
Bungkil Inti Sawit
|
1.0857
|
1.0009
|
23.5202
|
22.3179
|
11.6495
|
2
|
Tepung Ikan
|
1.1253
|
1.0004
|
21.4675
|
20.3365
|
0.5698
|
3
|
Jagung Giling
|
1.0111
|
1.0000
|
25.8481
|
24.7754
|
6.1600
|
4
|
Dedak Halus
|
1.1060
|
1.0000
|
25.5897
|
24.2745
|
20.9200
|
5
|
Bungkil Kedelai
|
1.0546
|
1.0003
|
18.5637
|
17.5030
|
0.6098
|
6
|
Tepung Kulit Kerang
|
1.0159
|
1.0006
|
23.5205
|
22.4213
|
8.3250
|
7
|
Bungkil Kelapa
|
1.0634
|
1.0000
|
22.4765
|
21.3925
|
2.0600
|
8
|
Tepung Tulang
|
1.0695
|
1.0001
|
23.4297
|
22.3908
|
3.0597
|
9
|
Poles
|
1.0312
|
1.0001
|
20.8335
|
19.7857
|
1.6598
|
10
|
Tepung Kedelai
|
1.0523
|
1.0000
|
23.4759
|
22.3948
|
2.8800
|
11
|
Menir
|
1.0972
|
1.0008
|
25.3453
|
24.2826
|
3.4472
|
Serat kasar
= X 100%
Serat kasar = Q-R-O X 100%
P
= 25.8481 –
24.7754 – 1.0111 x 100%
1.0000
= 6.1600%
Serat kasar terdiri dari selulosa, hemiselulosa
dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa merupakan komponen dinding sel tumbuhan
dan tidak dapat dicerna oleh ternak monogastrik. Hewan ruminansia mempunyai
mikroorganisme rumen yang memiliki kemampuan untuk mencerna selulosa dan
hemiselulosa. Chandra(2001).
Penentuan Kadar BETN
BETN Jagung
Giling (%) = 100% - (%AIR + %ABU + %PK + %LK + %SK)
= 100% - ( 7.0137 +
2.8519 + -10.8700 + 3.8977 + 0 )
= 100% - 12.8933
= 87.1067 %
Susi(2001) menyatakan bahwa
bahan ekstrak tanpa nitrogen adalah kandungan zat makanan dikurangi persentase
air,abu,protein kasar,lemak kasar,dan serat kasar.Kadar Bahan Ekstrak Tanpa
Nitrogen dihitung sebagai nutrisi sampingan dari protein.
Formulasi Ransum
Setelah
praktikum Formulasi Ransum,maka didapat hasil seperti yang dibawah ini :
Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak
Bahan Pakan
|
Penggunaan
|
PK (%)
|
SK (%)
|
EM(kkal/kg)
|
LEMAK(%)
|
Tepung Ikan
BIS
Jagung
Dedak
Minyak Sawit
Premiks
|
29
11
20
33
<5
<2
|
55,39
16,91
6,93
8,33
-
-
|
0,57
11,64
1,96
22,31
-
-
|
2640
1525
3430
1630
800
-
|
11,67
9,35
4,32
9,25
10,0
-
|
Jumlah
|
100
|
22,39
|
9,0893
|
|
|
Kebutuhan(%)
|
|
22-24
|
5-8
|
2500-2800
|
6-9
|
Tabel Formulasi Ransum
Bahan Pakan
|
Penggunaan
|
PK (%)
|
SK (%)
|
EM(kkal/kg)
|
LEMAK(%)
|
Tepung Ikan
BIS
Jagung
Dedak
Minyak Sawit
Premiks
|
30
10
40
16
2
2
|
16,61
1,69
2,78
1,33
-
-
|
0,18
1,17
0,78
3,57
-
-
|
792
152,5
1372
260,8
16
-
|
3,50
0,93
1,72
1,48
0,2
-
|
Jumlah
|
100
|
22,41
|
5,7
|
2577,3
|
7,83
|
Kebutuhan(%)
|
100
|
22-24
|
5-8
|
2500-2800
|
6-9
|
Hasil yang saya coba ini dapat berubah-ubah,sesuai
kebutuhan ternak.Tapi jumlah kebutuhan nya harus 100% agar hasilnya tepat,tidak
ada zat gizi yang lebih besar atau tidak. Sari(2001).Yang jelas,bahan sumber energi harus menguasai sekitar 80% dari
zat yang kita formulasikan.Agar pertumbuhan ternak yang kita beri makan
tercukupi. Pakan pada ternak dapat
digolongkan menjadi dua kelompok yaitu hijauan dan konsentrat.
Persentase hijauan pada pakan paling sedikit 50 % dari
total kebutuhan pakan yang diberikan, oleh karena itu sebagian besar pakan
mengandung serat kasar sehingga pencernaannya spesifik dan berbeda dengan
ternak lambung tunggal (non-ruminansia)
Ø Dalam penyusunan ransum ruminansia yang sangat diperhatikan adalah
jumlah energi dan protein.
Ø Mineral yang penting adalah kalsium dan fosfor,
Ø Vitamin yang harus memenuhi kebutuhan adalah vit. D dan A.
Ø Semua Zat nutrisi tersebut
dapat dipenuhi dari hijauan dan konsentrat yang diberikan dalam pakan ternak
ruminansia
Frikha et al. (2009) manajemen pemberian pakan
awal periode juga berdampak terhadap performans periode selanjutnya,
peningkatan efisiensi pada ayam petelur dapat dilakukan dengan merubah bentuk
pakan menjadi pellet dan meningkatkan kandungan energi pakan sampai level
tertentu, namun demikian tampaknya hasil penelitian tersebut belum memberikan
gambaran ekonomis nilai effisiensi yang diberikan.
Ø Metode coba-coba
Ø Metode Bujur sangkar
Ø Metode Persamaan
Ø Linear Programing
METODE PERSAMAAN
Ø Metode persamaan dapat digunakan untuk menyusun pakan ternak baik
ruminansia maupun non ruminansia.
Ø Persyaratan Metode Persamaan :
1. Dalam metode ini ada dua
sampai tiga zat nutrisi yang harus
di penuhi.
Ø Pada bahasan kali ini
hanya dua sehingga digunakan dua persamaan saja. Misalnya protein dan energi atau dapat juga
protein dan mineral.
2. Harus ada dua bahan yang harus dicari untuk memenuhi kekurangan
dari bahan bahan yang sudah ditentukan,
satu sebagai sumber protein dan yang lain sebagai sumber energi.
Karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi dalam
aktivitas tubuh, sedangkan garam-garam mineral dan vitamin juga merupakan
faktor penting dalam kelangsungan hidup (Winarno 1997).
Douglas et al. (1997) berhasil mempelajari
bahwa pada sorghum dengan komposisi tannin rendah dan tinggi hanya memiliki perbedaan
kandungan protein dan asam amino yang kecil nilainya.
Di dalam praktikum formulasi ransum adapun hasil
yang diperoleh yaitu kita bisa mencampur ransum secara homogen dan mengetahui
berapa formulasi ransum yang akan disusun serta mengetahui juga bahan mana yang
mengandung banyak zat yang dibutuhkan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan
tubuhnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhayati, (2008) Bahan makanan
yang dapat digunakan untuk menyusun ransum dapat dibedakan menjadi bahan
makanan sumber energi, bahan makanan sumber protein, bahan makanan sumber
lemak, dan minyak, feed additif,
enzymes, dan pemacu pertumbuhan.
Mencampur Ransum
Untuk lebih memahami bahan pakan yang akan di
formulasi ransum perhatikan tabel di bawah ini.
Tabel. 1.
Formulasi ransum bahan pakan dengan mengetahuai penggunaannya melalui metode
coba-coba.
No
|
Bahan Pakan
|
Penggunaan(%)
|
Jumlah Pemakaian
|
1
|
Tepung Ikan
|
30%
|
600 Gram
|
2
|
Bungkil Kelapa Sawit
|
11%
|
220 Gram
|
3
|
Jagung
|
39%
|
780 Gram
|
4
|
Dedak Padi
|
17%
|
340 Gram
|
5
|
Minyak Sawit
|
1%
|
20 Gram
|
6
|
Premiks
|
2%
|
40 Gram
|
Total
|
100
|
2000 Gram
|
Hasil yang diperoleh dari
pratikum ini yaitu kita bisa mencampur
ransum secara homogen dan mengetahui berapa formulasi ransum yang akan disusun
d.n berapa kebuthan agar mendaatkan jumlah zat yang terdapat dalam bahan
sebagai palatable. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Teja Kaswari (2008). Yang menyatakan bahwa Ransum yang yang
diformulasikan haruslah mendapat cukup palatable agar dapat meransang nafsu
makan, karena apabila ransum yang dibuat ditolak oleh ternak maka dapat
dikatakan ransum tersebut kurang baik.
Bahan yang digunakan dalam mencampur ransum terdiri dari sumber protein,
energi, dan mineral sehingga akan mempengaruhi kebutuhan tenak itu senderi.
A. Bahan Pakan Nabati
Bahan
pakan nabati adalah bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan pakan
nabati ini umumnya mempunyai serat kasar tinggi, misalnya dedak dan daun-daunan
yang suka dimakan oleh ternak.
Disamping
itu bahan pakan nabati banyak pula yang mempunyai kandungan protein tinggi seperti
bungkil kelapa. bungkil kedele dan bahan pakan asal kacang-kacangan. Dan tentu saja
kaya akan energi seperti jagung.
1. Dedak halus
Dedak
sebagai limbah penggilingan padi banyak terdapat di Indonesia karena Indonesia merupakan
negara penghasil padi. Pada saat musim panen, dedak mudah diperoleh dan murah
harganya.
Dedak sebagai bahan pakan ternak luas
penggunaannya, dapat digunakan sebagai bahan pakan berbagai jenis dan tipe
ternak.
Dedak
halus dibedakan antara dedak halus pabrik dan dedak halus kampung. Dedak halus
kampung mengandung lebih banyak serat kasar dibandingkan dedak halus pabrik, serta
kandungan proteinnya hanya 10,1 %, sedangkan dedak halus pabrik mengandung protein
13,6%.
Sedangkan
kandungan lemaknya tinggi, sekitar 13%, demikian juga serat kasarnya kurang
lebih 12%. Oleh karena itu penggunaan dedak halus dalam pakan ternak khususnya
ayam buras sebaiknya tidak melebihi 45%. Bila beras yang sudah putih digiling
kembali, maka akan didapatkan limbah berupa bekatul dengan kandungan proteinnya
10,8%, ini dapat juga digunakan sebagai bahan pakan ayam buras.
2. Jagung
Jagung
sebagai pakan ayam buras sudah sejak lama digunakan. Jagung mengandung protein
agak rendah (sekitar 9,4%), tetapi kandungan energi metabolismenya tinggi.
(3430 kkal/kg). Oleh karena itu jagung merupakan sumber energi yang baik.
Kandungan serat kasarnya rendah (sekitar 2%), sehingga memungkinkan jagung
dapat digunakan dalam tingkat yang lebih tinggi. Jagung kuning mengandung pigmen
karoten yang disebut "xanthophyl". Pigmen ini memberi warna kuning
telur yang bagus dan daging yang menarik, tidak pucat.
3. Bungkil Kelapa Sawit
Bungkil
kelapa sawit merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa sawit dapat
digunakan sebagai pakan lemak. Indonesia kaya akan pohon kelapa sawit dan
banyak mendirikan pabrik minyak goreng, sehingga bungkil kelapa sawit banyak
tersedia kandungan protein cukup tinggi sekitar 21,6% dan energi metabolis
sekitar 1540 - 1745 Kkal/Kg. Tetapi bungkil kelapa sawit ini miskin akan Cysine
dan Histidin serta kandungan lemaknya tinggi sekitar 15%. Oleh karena itu
penggunaan dalam menyusun ransum tidak melebihi 20%, sedang kekurangan Cysine
dan Histidin dapat dipenuhi dari tepung itu atau Cysine buatan pabrik. Secara
umum bungkil kelapa sawit berwarna coklat, ada coklat tua ada coklat muda
(coklat terang) sebaiknya dipilih bungkil kelapa sawit yang berwarna coklat
muda atau coklat terang inilah yang kita pilih. Bungkil Kelapa sawit mudah
dirusak oleh jamur dan mudah tengik, sehingga harus hati-hati dalam menyimpan,
menurut pendapat dari Irfan anshory, (1997). Bahan pakan yang berasal
dari tumbuh- tumbuhan memiliki kadar protein dan kadar energi yang cukup
tinggi.
B. Bahan Pakan
Hewani.
Bahan pakan asal hewan ini umumnya merupakan limbah
industri, sehingga sifatnya memanfaatkan limbah. Bahan pakan hewani yang biasa
digunakan adalah tepung ikan, tepung tulang, tepung udang dan tepung kerang.
Beberapa bahan pakan hewan yang lain adalah cacing, serangga, ulat dll.
Bahan-bahan pakan ini ditemukan ayam yang dipelihara secara intensif, cacing,
serangga dan lain-lain tidak diberikan. Tetapi bekicotyang banyak didapat di
musim hujan, sudah mulai diternakkan, merupakan bahan pakan alternatif yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein pada ransum ayam.
1. Tepung Ikan.
Tepung ikan
merupakan bahan pakan yang sangat terkenal sebagai sumber protein yang tinggi.
Tetapi perlu diketahui bahwa kandungan gizi tepung ikan ini berbeda, sesuai dengan
jenis ikannya. Disamping jenis ikan, proses pengeringan ikan juga mempengaruhi
kualitas tepung ikan tersebut. Ada beberapa macam proses pengeringan, yaitu
pengeringan matahari, pengeringan vacum, pengeringan dengan uap panas dan
pengeringan dengan pijar api sesaat. Pengeringan matahari merupakan proses
termudah dan termurah, tetapi juga rendah
kadar proteinnya. Tepung ikan lokal yang bersumber dari sisa industri ikan kalengan
atau limbah tangkapan nelayan dan hanya dijemur dengan panas matahari mempunyai
kandungan protein kasar hanya 51-55%. Menurut pendapat dari Parning, Mika
dan marlan, (2000) menyatakan bahwa tepung ikan merupakan bahan pakan yang
superior yang mempunyai kadar protei paling tinggi dari bahan pakan lainnya.
Selain sebagai
sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga merupakan sumber
mineral dan vitamin. Dengan kandungan gizi yang sangat baik ini maka tak heran
bila harganyapun mahal. Oleh karena itu, untuk menekan harga ransum, pengguna
tepung ikan dibatasi dibawah 8%. Di Indonesia, tepung ikan ada beberapa macam
baik produk lokal maupun import dengan kualitas yang beragam. Dengan kondisi ini
peternak disarankan membeli tepung ikan dari penjual yang terpercaya dan sudah
biasa menjual tepung ikan yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sutresna Nana ( 1995 ). Yang menyatakan bahwa Pemberian ransum
pada ternak adalah untuk menyediakan bahan makanan yang dibutuhkan ternak
sehinggga dapat menghasilkan daging, susu dan telur yang menguntungkan bagi
peternak
Untuk memenuhi komposisi formulasi ransum yang apabila
dikombinasikan akan mendapatkan hasil yang sempurna atau esensial sehingga dapat memenuhi kebutuhan ternak
tersebut hal ini sesuai dengan pendapat dari Retnowati ( 1999 ). Formulasi
ransum adalah proses dimana berbagi macam bahan bahan makanan dikombinasikan dalam proporsi yang esensial
untuk ternak dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan
fase produksinya .
Menentukan
Energi dengan Bomb Calorimeter
Untuk mempermudah mengetahui
nilai energi bruto praktikan menggunakan beberapa bahan sampel seperti dedak,
bungkil kelapa, rumput gajah, jagung giling yang kemudia dicetak berbentuk
pellet dengan menggunakan pellet press dan diukur dengan timbangan analitik
dengan kisaran 0,5-1 gram. Selajutnya ditentukan energinya dengan menggunakan
unit bomb kalorimeter. Hal ini sesuai dengan pendapat Anshory(1984) bahwa Sebelum
sampel dimasukkan kedalam cawan bomb kalorimeter sampel dibentuk pelet dahulu
kemudian ditimbang, agar mudah untuk menghitung energinya.
Adapun rumus yang digunakan
dalam menentukan energi bruto pada sampel bahan pakan:
Energi (Kal/gram) = (TA – TM) x W – E1
– E2
Berat sampel x % BK
Oleh karena itu, dalam
memperoleh hasil energi bruto yang diperoleh dari beberapa bahan sampel yang
digunakan dalam pembuatan pelet tersebut maka kita harus mengetahui suhu awal,
suhu akhir, berat sampel dan kabar bahan kering dari masing-masing bahan.
Perhitungan dari energi ditentukan dulu energi ekuivalen asam benzoat, suhu
awal dan suhu akhir, volume titrasi serta jumlah kawat terbakar (Samuel, 1997).
V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum Bahan Pakan
Dan Formulasi Ransum ini dapat ditarik suatu kesimpulan yang mana dalam
pengenalan bahan pakan ada beberapa komponen yang perlu diketahui antara lain bahan-bahan pakan yang digunakan mempunyai kandungan utama yang
berbeda-beda dari setiap jenis bahan pakan yang dikenalkan atau dibawa saat
paraktikum. Masing-masing bahan pakan terdapat sumber protein (hewani dan
nabati), sumber energi, sumber mineral, dan sebagainya.
Kebanyakan obat-obatan hewan dan sumber vitamin bukan
berasal dari alami akan tetapi lebih banyak campuran bahan/zat kimia yang
berasal dari hasil olahan industri
obat-obatan ternak.
Kesimpulan dari praktikum bahan pakan fornulasi ransum
adalah kadar air yang paling tinggi dari sample pakan ternak adalah ampas tahu,
dalam penentuan kadar abu yang paling tinggi kadar abunya sample pakan tepung
ikan, dalam penentuan kadar protein kasar, kadar protein yang paling tinggi
dedak padi, dalam penentuan lamak kasar tepung ikan yang paling tinggi, dalam
penentuan serat kasar dadek padi yang paling tinggi, Dari hasil praktikum
pengenalan bahan pakan dari bahan-bahan pakan yang digunakan mempunyai
kandungan utama yang berbda-beda seperti semua jenis bahan pakan. Sebagai sumber
protein (hewani dan nabati), sumber energi, sumber mineral, dan sebagainya,
kebanyakan obat-obatan hewan dan sumber vitamin bukan berasal dari alami akan
tetapi lebih banyak yang berasal dari hasil olahan industrinoabat-obatan
ternak, energi yang dihasilkan
berbeda-beda karena komposisi dari setiap sampel berbeda.
Dari hasil praktikum yang di
peroleh dari penentuan energi bruto dengan oksigen bomb kalorimeter dapat
disimpulkan bahwa setiap masing – masing bahan kering (tepung jagung, dedak
padi, bungkil kelapa, rumput raja) mempunyai nilai yang berbeda. Hal ini dapat
dibuktikan setelah di lakukan praktikum, yang di lakukan selama kurang lebih 4
jam. Dalam penetapan energi ini terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu
sampel menjadi energi panas dan di ukur jumlah panas yang di hasilkan.
Dari praktikum Formulasi Ransum dan Mencampur Ransum dapat
disimpulkan bahwa dalam pencampuran ransum bahan-bahan yang terlebih dahulu
dicampurkan adalah bahan yang halus/ kecil harus dicampur terlebih dahulu
hingga homogen maka selanjutnya bahan – bahan yang berjumlah lebih besar.
Adapun metode yang
digunakan dalam menyusun ransum ini antara lain yaitu metode trial and error
method. Sedangkan di dalam mencampur ransum itu sendiri dapat menggunakan
sumber protein, sumber energi, sumber mineral dan sumber yang lainnnya yang
dapat menunjang terbentuknya ransum.
5.2 Saran
Demikian laporan ini, kepada pembaca agar dapat
dijadikan pedoman untuk melakukan kegiatan yang sama. Akan tetapi laporn ini
bukanlah sempurna untuk itu kiranya pemnaca dapat memberikan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk perbaikan laporan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi. R. 1997. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gadjah
Mada University Press. Jogjakarta.
Anshory Irfan , 1984. Bahan Pakan
dan Formulasi Ransum.
Jakarta : Erlangga.
Aris. A. 1983. Kriteria Pakan Berkualitas.
Universitas Indonesiaa Press. Jakarta.
Dwidjo. J. P.1997. Teknik Penyusunan Ransum. Penebar Swadaya. Jakarta.
Gultom S. 1988. Ilmu Gizi Ruminansia. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak.
LUW-Universitas Brawijaya Animal Husbandri Project.
Hendalia, et.al. 2008. Biokimia
Nutrisi. Fapet UNJA. Jambi.
Jamestown, 1997.
Theory and Practice
Penambol Books Armidale. NSW.
Australia.
John Siregar. 1978. Introduction Partical Animal Breeding. Granada Publishing, Mexico
Joseph, 1991. Ilmu Makanan Ternak. Gajah Mada University Press Fakultas
Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Kaswari. T. 2008. Diktat Nutrisi Ternak dasar.
Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi.
Kenan. 1980. An Introduction to
Partical Animal Breeding. Granada Publishing, Newyork.
Kenan. 1980. General
College Chemistry. New
York : Harper
and Row Nurhayati, et.al. 2008. Nutrisi Ternak
Unggas. Fapet UNJA. Jambi.
Lukman.a. 1987. Pemberian Ransum Unggas. Gramedia. Jakarta.
Mozeys, 2003. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University.Yogyakarta.
Parning, Mika,
Marlan, (2000). Penuntun Belajar Bahan
Pakan dan Formulasi Ransum. Jakarta
: Yudistira.
Parrakkasi.a. 1995. Ilmu Gizi dan
Makanan Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Petnowati,
1999. Bahan Pakan
dan Formulasi Ransum. Erlangga. Jakarta.
Purba, Michael.
2003. Kimia 2000.
Erlangga. Jakarta.
Samuel, 1997.
A Short History Of Nutritional Science (1785 – 1885). journal of
Nutrition.
Soedarno, 1997. Introduction Partical Animal Breeding. Granada Publishing, Newyork.
Sondjya, 1998. Nutrition of the Chicken. 3rd
Ed.M.L. Scott & Associates, Ithaca, New York.
Sutresna, Nana. 1995. Kimia 2. Ganeca Exact. Bandung.
Tobing. L.R. 1991. Kimia Organik Pangan. Depdikbud. Jakarta.
Trobos. 2007. Pasar Menganga Bibit
Langka. PT. PWI. Jakarta.
Trobos. 2008. Tuna Budidaya Jepang
Mengancam. PT. PWI. Jakarta.
Ucoep Haroen et.al. (2008), Bahan Ajar Nutrisi Ternak
Unggas. Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar